SENGKUNI
Sengkuni merapal mantra Di tengah gelap kepalanya Di bawah lampu kota metropolitan Sebuah mantra yang berduri Membawa hatinya ke alam mimpi Sebab penderitaan yang didasari sejarah pada akhirnya mengucur darah Sengkuni bercerita Di malam itu ia berkabar pada sebuah surat mengajaknya menyaksikan gelap, sekedar melepas gelisah dan basa basi yang basah Sengkuni hanya pasrah Pada dialektika yang diterimanya Hampir saja kehilangan seluruh wajahnya akibat propaganda yang dibuatnya Sudah tau dihatinya ada wacana pemberontakan, delima masih goyah diukur sebatas ingin barangkali ada kemungkinan Sengkuni hampir tertusuk mantranya sendiri, barang siapa merapal mantra dimalam hari maka akan tersandung oleh kenyataanya sendiri. 20 feb 24 Malulkertas Bezkem