Posts

Showing posts from July 21, 2019

Sesederhana waktu

Sesederhana waktu terus berlalu Hujan runtuh tepat dihatiku Dan kerinduan sesak di dadaku Kemudian sunyi mengutuk percakapan pada setip detik jiwaku berhamburan, Kemana rindu akan saya lepaskan bila derai dari kerinduan teracuhkan. Tidak ada yang saya dapatkan kecuali derai tangis hujan terus melebutkan harapan. harapan adalah doa-doa yang terpelihara agar tumbuh segumpal matahari yang pecah dan Kerinduan yang indah.     6 desember 2018    Malul kertas

Derai doa para petani

Derai doa para petani Alhamdulillah kini hujan telah tiba Alhamdulillah kini tuhan kirimkan gembira, sorak ramai meriah diatas tanah para petani,ia suguhkan senyuman pada setiap gumaplan tanah yang basah, mengelus dan mendekap bibit-bibit padi dan doa-doa yang tak terhenti. Kulihat keringat menjadikannya api ditengah baday dan hujan sebagai penyambung arwah setiap hari. Anak-anak mereka menjadi payung didadanya menggantikan kehangatan matahari agar kelak ia hidup dengen berarti, tak perduli baday,hujan dan halilintar menggoyah jiwanya,dengan bahagia para petani mewaranai tanahnya dengan doa doa, yaa tuhan kami.... Limpahkan ridhamu Rawatlah padi-padi kami Lalu jadikanlah dari ladang-ladang kami sebagai cahaya yang terus tumbuh dijiwa anak- anak kami , dan dekaplah kegegelisah hati ini dari kegagalan panen tahun ini agar kami kembali tersenyum di gubuk tua ini. Malul kertas 07 desember 2018

Derai hujan dibulan ini

Derai hujan dibulan ini Tak ada lain selepas hujan adalah pelangi terbentang diangkasa mewarnai mataku Hingga senja tiba. Sorak ramai para petani menyentuh satu persatu hujan yang runtuh, bersenandung kehangatan didadanya melepaskan resah kemarau yang begitu lama mengikat nafas tanahnya. Kini sudah tiba pesta besar dengan nafas hujan yang baru, gemuruhnya mengikat kenangan didada dan kelembutan tanahnya telah siap mendekap akar dari setiap tanaman surga. Tumbuh satu persatu ketitik hati para petani menjalar dalam setiap nafas anak-anak negeri yang lahir dari secercah hujan dan harapan yang suci. Malul kertas 10-desember 2018  

Doa ibuku

Doa ibuku Dalam setiap helaian nafasnya ia menjujung namaku ke angkasa dan derai keringatnya mengajariku lebih dewasa Ibu adalah kasih sayang tuhan yang hadir mendekakpku dalam setiap keadaan, letih dan sayangnya adalah buah surga yang terus mengalir didadaku Sering kali aku membuat ibu menyeru lantaran kata-katanya tak sampai telinga, meskipun begitu doa-doa terus memanjangkan namaku.... Wahai tuhanku jadiakan anak-anakku orang yang berbakti dalam setiap setiap firmanmu dan jadikanlah ia purnama dimalam gelap gulita agar resah hilang dalam tangisku yang panjang. Ini lah doa ibuku yang sering terdengar disetiap waktu dan aku terdiam mengamini doanya. Malul kertas 12-desember 2018

Untukmu kekasihku

sajak buat ahmadi Untuk mu kekasihku Kuawali sajakku dengan terimakasihku yang panjang, telah menjadi lampu-lampu disetiap lobang jiwaku Ketabahan dan kasihsayangnya mengharkati tangis dan tawa disetiap retorika kehidupan. Sangatlah berarti kata-katamu lembut dan menyentuh jiwaku. Seperti ilalang dipadang yang luas bersahaja dan gemulai katanya membuat hati tak terhenti mengingatnya. Aisyah..... tidakkah kau mengerti bahwa disetiap tutur bahasamu dan Rindu yang kau ajari padaku telah mengakar menjadi ladang disetiap puisiku.   Malul kertas 18 desember 2018  

Aisyahku

sajak buat ahmadi Aisyahku.... Entah kenapa waktu menjadikan pertemuan ini seperti debu Bertebaran entah kemana hinggapi perjalanan. Kebahagian, tuhan sempatkan aku menjamah tanganmu waktu itu,berat terasa kutinggalkan engkau dalam seringkas waktu. Jiwa ini melambai pada senja menandakan bahwa malam telah tiba rembulan dan bintang sudah semestinya menghiasi kegelapan. Aisyhahku.... jika kebenaran adalah suatu keyakinan maka engkaulah telah kuyakini sebagi kebenaran, Lihatlah bekas debu yang mempel di wajahku ia sebagai saksi pertemuanku yang telah kutulis dalam sajak-sajak ku. Malul kertas 23desember 2018

Aku berantakan tuhan

Aku berantakan tuhan.... Setiap hari engkau membelai rambutku Dan mengelus mesra wajahku aku tau engkau sangat menyayangiku. Tapi....  tidakkah engkau kecewa setelah aku palingkan wajahku padamu, dan berlari seperti anak sungai yang hampir mati. Aku masih berantakan tuhan.... aku tau engkau selalu merapikan tempat tidurku dan merapikan mimpiku yang pecah saat aku merasa gelisah, Teruslah belai rambutku dan ciumlah aku kapanpun engkau mau karna aku juga mencintamu. Engkau menyuruhku membelai kekasihmu yang lain hingga saatnya kekecewaan telah merangakul kebencian Sudah kubilang.... aku masih berantakan tuhan. biarlah mereka yang mencari mimpinya sendiri dan merapikan lampu-lampu yang telah tertanam sejaklama didadanya. Aku masih berantakan bukan! biarlah malam kutemukan aroma wangi belayaanmu Dan malam ini aku meyaksikan para seniman sedang menyulam cintamu, semoga saja engkau menatap wajahnya Hingga kalimat yang sering kudengar dari-MU nikmat tuhanmu yang manakah yang

Barisan keangkuhan

Manusia berbaris dalam keangkuhan hanya akan mengatakan yang tidak baik,karena dia tidak memiliki cara untuk menyampaikan kebaikan, tidak memiliki uslub dan logika untuk mengatakan yang sebenarnya, apa yang seharusnya menjadi harus dalam kehidupan? Manusia mencintai keindahan hingga lupa bahwa cinta adalah kebencian yang tak bisa dipisahkan dan melupakan arti yang sebenarnya,.   Proses mencari makna berlika liku memandang alam sekitar memanjangkan persoalan yang tak patut di panjangkan, adakalanya kita harus berdiam memejamkan mata untuk melihat pontensi yang lebih dalam. Malul kertas 2019

Ya tuhan

Yaa tuhan Ajari aku memelihara waktu Ajari aku menjadi manusia yang utuh Ajari aku mengurai kata dengan indah Yaa tuhan Ajari aku sebagai makhluk yang berkata jujur. 2019 Malul kertas

Dalam garis takdir

Terima kasih tuhan atas segala anugrah yang kau titipkan, Semua makhluk telah berdiri tegak dalam garis takdirmu,begitupun mereka yang dengan pongah melupakan hakikatnya sebagai manusia Meremehkan satu sama lain tanpa tau siapa sebetulnya yang lebih baik ataupun yang lebih buruk diantaranya     Kisah kerinduan yang gemilang redup seketika sebab celoteh yang telanjang Hinakan aku semaumu lalau cacilah aku sepuasmu tapi disini kebahagian yang tuhan takdirkan telah mengajariku terus mensyukuri keberadaan Dan engkau masih dalam kesempurnaan yang aku rindukan, maka tataplah dirimu sendiri yang tuhan takdirkan keindahan yang fana. Malul kertas 2019    

Mengulur hujan

Maafkan aku tuhan Telah menodai diri sendiri membutakan mata sendiri menutup cahaya matahari lalu bungkam dalam sepi Dalam sepi aku mengendap memanjangkan mimpi lalu mengulur hujan sebagai saksi kelelakian yang memilukan Hari dengan waktu yang tak pernah kutau Dengan sekejap desah nafas memuncak Mengayunkan kerinduan lalu runtuhlah hujan Disana tangis menghujat kembalikan sukma, kebalikan matahari dan separuh dari mimpi yang terhunus belati peperangan masih terus berjalan Simpang siur dekapan membekukan ingatan terderai helai nafas meruntuhkan ingatan Jangan tuhan.... Kembalikan ingatan Seperti nafas pagi yang menyejukkan Agar dapat kurakit kembali serpihan waktu Yang terlepas dari janji yang tabu. 9 februari 2019 Malul keratas

Ghibah

Sarapan danging mentah saudara kita sendiri seprtinya manusia mulai meyakini keberadaannya dalam kesendirian dan keangkuhan yang panjang. Setiap pagi menatap lorong panjang pintu harapan agar diketuk sampai telanjang ada tempat memulaskan diri untuk mengayunkan mimpi entah mau berapa lama manusia hidup sendiri Dalam keangkuhannya Dalam kecerdasannya Dalam kebodohannya Dalam saku celananya Dalam malam samapi helay nafas terkhirnya Sering kali bangkai saudara kita sendiri Kita lahap tanpa arti bahwa ada api yang  terselubung dalam jiwanya sendiri Kita lupa dengan kenikmatan yang sementara terus tertawa meyakini bahwa ini bahagia bukan kesedihan yang terus dipelihara Lalu kemana iya akan pulang? Tuhan telah mengias rumah mewah sebagi janji bagi yang merelakan airmata menjadi muara tuhan menyediakn arak ,susu dan madu agar tidak haus selamanya Lalu kemana iya akan pulang? Tuhan telah memahat rumah dari jeritan api yang mendidih dan tumpukan binatang-binatang buas yang ma

Senja

Di seore ini rindu kini datang lagi Menyiskan luka terang didalam hati Kutak bisa bersama kau telah pergi Tinggalkan diriku waktu senja mulay pergi Adakah sisawaktumu terangkan jiwaku Yang kini telah hadir diruang yang semu. Malul kertas 2019

Arus jalanan

Perjalanan ini ada rindu Gelisah Takut Gamang Bahagia Tentram Tidak rasional Perjalanan ini adalah takdir yang tertulis Tak dapat di pungkiri tidak bisa dihentikan Iya terus berjalan sampai akal telah di tentukan, Terbatas dan tidak seluas lautan tetapi cahaya mampu menembus akal yang menghantarkan sampai pada tujuan. Gelisah karena terbatasnya ruang makan Tak ada mata air yang mengalir dan air peluh membanjiri resah dalam mimpi yang masih basah Teruslah berjalan menuruti apa yang kamu kehendaki dan itu sudah pasti telah tertulis tentang masa yang terus berganti oleh tuhan semesta alam, Lalu apa yang kamu ragukan dalam perjalanan ini? Tuhan menyediakan segalanya dari kebutuhan yang kita butuhkan Tinggal bagaimana kita mamahami dan menggali pontensi diri agar cahaya menjadi pelita dalam dada,. Sering kita merasakan kebuntuan dalam memutuskan suatu perkara dan depresi menghantui jiwa kecil yang kita jaga, maka dari itu buatlah dadamu menjadi samudra dan cakrawala

Puisi retorika rindu

Jika kusebut namanya Dalam huruf dan kusebut namanya dalam kalimat maka Begitu banyak paragraf yang menjadi Wacana yang meggiurkan. Malul kertas 2019

Suara

Suara angin menghantam permukaan Terik matahari membakar rerumputan Membawaku menjadi gelap dalam lautan Sorotan menjadi percakapan Bagai purnama hilang rupa Disana kutitipkan luka sebagai garis rindu yang datang tanpa nama. Malul kertas 27 juli 2019

Kosong

Rumah mewah berdarah dan menanah Desak tangis dan jeritan tanpa henti Melukai sanubari rakyat dengan janji Ilusi kosong yang pongah diatas dipan senyum dan tawa yang bergelantungan di trotoar jalanan telah menyihir waktu terhempas bagai debu Siapakah kami yang terkunci dalam janji lalu Siapakah engkau yang sebenarnya kaki dan tangan kami yang suci Menyadari desah tangis adalah kemulian yang menjulang keangkasa lalu biarkanlah kami tertawa bahagia Ilusi yang kosong seringkali membunuh saudara sendiri dengan bengis sebab terhentinya urat janji yang seharusnya mengharkati Dari mana akan kami dapati suara hujan yang gemuruh lalu mendapati kesuburan bumi yang hampir mati, setibanya waktu sudah lama membelay rambut kami meninabobokkan,serta menghibur kami dengan mimpi, alangkah tak berdayanya rupa langit yang pecah menggariskan pelangi sesaat dengan ilusi kosong ditengah keramaian kota yang bolong. Malul kertas 14 januari 2019            

Aku

Apa yang harus aku tulis kecuali selembar luka dan tangis yang tersembunyi di negeri dongeng kupu-kupu menjulang ke angkasa menyerap hidup dan berteduh dengan kesunyian yang panjang Mengalir air hujan ke lubang jantungku bersedu sedan menyapa tanah dan bebatuan hinggapi jam ding-ding yang bergelantungan kegelisah dan resah sederas hujan Desir angin menyulam perapian,disitu kutemukan luka yang anyir terpendam serabuatan mayat-mayat dedaunan ditanah terkapar tanpa mata dan tangan yang telanjang   Hidup sesekali mengadu....   Pada tuhan berlari setiap waktu   Lepas terhempas bagai debu   Hinggapi perjalan terus berlalu   Amarah seringkali membakar dada membiarkan kehampaan terus melanda redupkan sejarah dengan terpejamnya mata     kembalilah aku pada aku   temukan aku diperjalanan   selebihnya kugantungkan   sama tuhan. Malul lertas 25-najuari-2019  

Serpihan angin yang tak lestari

musim hujan telah runtuh dijiwaku Membasahi langakah dalam setiap waktu Terus mengalir basahi kelopak mataku Desiran angin membawaku mengawang keangkasa menjelajahi jiwamu pecah seperti matahari, Kulihat badai dan pelangi saling bersahutan seperti gelombang yang gontai dalam dekapan Angin terus berlalu sambil membawaku pada kesunyian,disitulah engkau hadir melampiskan hasrat yang terpendam lalu engkau dekap aku hingga basahi mimpi yang birahi Semuanya akan segera pergi..... setelah semunya terlepas dan saling memalingkan diri Angin dimusim ini masih terus berdesis melambaikan kesunyian dan kerinduan yang tak sempat terhujam kembali ,maka biarlah aku pergi meratapi kesunyian dalam serpihan angin yang tak lestari. Malul kertas 28-desember 2018

Sajak matahari

Langkah dalam arah yang pasrah Degup ketakutan terus memerah Semerah warna darah dan sepucat segumpal awan. Banyak kutemukan keindahan dan kedinginan yang mematahkan tulangku Meratapi senyum dan terurainya lambay perpisahan yang mendesakkan tuhan sejenak mengerahkan pertemuan dengan degup tak serapi matahari. Malulkertas 2019  

Sepi

Masih banyak bintang Yang berkeliaran di jalan,metafora terlibat dalam ruang dan waktu menyisakan perubahan disetiap keindahan, Engkau masih berlayar semabari menyanyikan perpisahan disela ruang dan karang,tajam menikam senyuman yang terkutuk dipersimpang jalan. Sunyi berkata dan keramaian tertawa disana kujumpai metafora belingsatan bagai ikan yang berlarian dilautan menyaksikan segala warna darah yang mendidih disebabkan kekecewaan yang teramat dalam Lalu sungai-sungai masih terus mengalir membawa ruh dan sunyi yang dapat di peluk hingga terbenamnya mentari, mengalir pada setiap luka yang dalam menggantikan dengan ikan-ikan disana sunyi terus bernafas dengan degup jantung yang tak beraturan Ohhhh kemanakah keindahan kan berteduh    dalam tangis yang rimbun dengan    Seribu mimpi yang kehilangan alur    Wajahpun lusuh tanpa asa yang luhur    biarkan dadaku terus dalam tafakur    Agar keindahan tidak tersungkur   Bintang masih berserakan dijalanan menyisakan cerita kecil

Rebahlah aku

Nimbrung senyuman Kurelakan mataku melihatmu setiap waktu Meski suaramu menghujat halilintar Pecahkan kesepian yang menakutkan neraka dunia masih terasa nikmat dan surga masih dalam tangis yang menjerit dalam sepi bagaima pun ada darahku yang mengalir ditubuhnya Langitkan tubuhnya bersama matahari dan purnama agar bintang terlihat terang didadanya Bekerjalah wahai sunyi disini sepi menyediakan sebuah labirin tentang seribu nasib yang masih belum ditempuh oleh nafas yang bergelantungan dipersimpang jalan airmata terbiasa mengalir lalu mengering membekas sebuah cerita yang melegakan dada lalu bersimpuh pada tuhan maha pemberi segala arah, seraya berkata yaa tuhan aku gelandangan,pelacur dan penipu maka tibakah saatnya kegembiraan sama dengan apa yang kau gembirakan Seringkali keindahan yang tersusun membuat hati semakin mendayung kedasar kehangatan amarahMU, lalu tibakah aku berlayar dalam puisi indahmu ,langakah yang teramat curam ini masih becek dengan darah dan tangis mer

Langkah

Perjalan yang tak dapat diperkirakan oleh akal manusia ,mengalir seperti derai waktu dan hempasan debu yang mencari ruang takdirinya sendiri Hukum alam adalah hukum tuhan disana ada akal manusia yang menganga menangis dan tertawa, meratapi mimpi dan kesenjangan hidup yang baru saja dilewati, Pertikaiyan masih saja dijadikan alasan untuk menyelesaikan persoalan sudahkah kita mengerti seribu luka anak-anak matahari yang kehilangan ruang mimpinya dan para pedagang asongan di sepanjang jalan memeras peluh ditubunya hanya sesuap nasi agar anak-anaknya tidak kehilang harkat sebagai manusia Lalu siapakah diatara kita yang masih menertawakan saudaranya sendiri? dan meremehkan yang lebih rendah lalu membiarkan mereka terlantar dalam keterpurukan yang dalam Mari kita eja kembali ا didadmu ب di matamu ت diwajahmu ن ditanganmu hingga ي dalam sengala hidupmu melengkung seperti pelangi yang datang sehabis hujan. Malul kertas 2019

Setangkai mawar yang patah

Kesucian yang terhepas angin lalu terbawalah debu disela detak waktu Percakapan telah pudar singgahi kegelapan Siapa sangka ia telah merobek wajahnya sendiri dengan ludah dan segumpal birahi Katanya kesucian adalah nafas para malaikat yang dengan mesra kau peluk dengan ketaatan sesaat, Katanya waktu itu terdengar jelas ditelingaku bahwa kesendirian adalah kemuliaan sebelum saatnya di halalkan Katanya kebaikan adalah jalan paling diridhoi tuhan tetapi jelas ia terangkan aroma bangkai yang memilukan Bukankah ia mengetahui bahwa tuhan sangat mencintai kenapa masih ia ingkari? Apa kerena ia ingin menjejaki tanah kesesatan untuk mendapatkan kebenaran?     Alangkah tak berdayanya ia     Dengan selembut tanah yang basah     Segontai rumput yang patah     Terdekaplah ia dalam mimpi yang basah. Malul kertas 5 januari 2019

Selembar kisah

Selembar kisah para musafir jalanan Menyeruak aroma matahari,panas tanpa henti menyelimuti.     Kidung senja dan teriakan para musafir     Hampir menutupi separuh rembulan     Menyusuri tanah dengan air peluh     Teriakan anak sungai siap berlabuh     Dipinggir matahari kehangatan selalu dirindukan oleh belukar dan gubuk tua yang mengerikan, angin hembuskan amarah yang yang berteduh dalam degub jiwa yang menakutkan  Makhluk tuhan dengan dua sayap yang mengerikan bising meminta darah tenpa henti menusuk-nusuk kulitku,dengan bengis memintaku menyerahkan semua darah hingga aku terdiam dalam kematian sejenak  Terbangunlah saat fajar menyeruakkan suara ayam dengan riangnya membuka labirin tuhan di gendang manusia, agar segera merasakan kegembiraan hakiki yang telah disediakan dimeja makan  Saat tumpukan cahaya telah melemahkan indra mataku, tak kuasa tubuh manusia seakan meleleh dari kegaduhan persoalan dunia tanpa henti membagun istana yang pada hakikatnya adalah ketiadaan.

Kembang mayat

sebelum terang hujan terus mendekap permukaan tanah Merawat dengan mesra suara gerimis tiada henti mengundang bianglala Mulai tumbuh secercah cahaya dari kemelut bumi yang indah tersungkur disela tiang alif mendekap lembut hujan dengn tangis     Satu persatu roh dari bunga-bunga halaman memanjangkan lehernya diterik matahari Mmengingat malam dan hujan telah lama menyelimuti Siapa sangka hujan telah mengubur aroma tubuhmu , aroma yang membangkitkan mimpi dari sejarah yang terkubur sunyi.   Kesunyain adalah kematian yang mengendap disetiap helai nafasku semenjak tuhan takdirkan engkau tumbuh setelah musim hujan berlalu     Bunga-bunga terderai melambaikan wajah terakhirnya setelah mengetahui satu-persatu percikan matahari yang pecah disudut sunyi yang mati. Malul kertas 19 januari 2019    

Hadiah kata dari tuhan

Setiap tangis yang menggema, Suara hujan runtuh disetiap purnama Menghujat tanah dari debu tak bermakna Angin menghempaskan desah takdirnya Samapai tuhan temukan titik rindu kemana Akan di temukan kekasihnya. Sore dengan warna jingga Memintaku saling menukar suara Labirin tinggalkan waktu bersahaja Hingnga purnama kemabali sempurna             malam ini gemuruh halilintar menghentakkan kegaduhan, terdiam sejenak mengingat bara api tersulut mimpi dalam degup jantung mereka yang menggigil kesepian.             Malul ketas 20  januari 2019                        

Sajak matahari

Langkah dalam arah yang pasrah Degup ketakutan terus memerah Semerah warna darah dan sepucat segumpal awan. Banyak kutemukan keindahan dan kedinginan yang mematahkan tulangku Meratapi senyum dan terurainya lambay perpisahan yang mendesakkan tuhan sejenak mengerahkan pertemuan dengan degup tak serapi matahari. Malul kertas 2019  

Sunyi

Malam terkubur seribu kembang kematian Tersungkur riang terhempas air mata yang telanjang. Sunyi telah menafikan tawa mengubur asa disetiap matahari tertelan senja berhentilah kau terhempas dalam diam yang memilukan, pandanglah langit dengan tajam disana arah akan ditemukan. Malul kertas 2019

Kaki

Waktu sekian lama menderu Melintasi permukaan tanah dan rimbun sunyi yang tak kunjung mati    Langkah demi langkah kian pasti  datang menghembuskan aroma mimpi  Seperti sajak pelangi membetangkan arti Setiap debu yang menempel Turut menjadi saksi atas kericuhan disetiap persimpangan jalan Kaki adalah cahaya matahari yang Terselubung disetiap celah tanah kian terpendam dalam tangis dan tawa di setiap manusia. Siapa sangka warna darah turut menggelapkan mata dan telinga manusia Sehingga senja dan malam terus menerbitkan fajar tanpa harus diteriakkan Kaki manusia bergelantungan dilangit Memecahkan hujan dan mengulur rembulan Sebagai nasib di persimpangan jalan agar retak suaranya kembali menghujat mimpinya sendiri. 4 februari 2019

Anjingku sayang

Duri dalam kabut waktu Dengan tajam iya menembus kulit wajahmu Perih melepaskan darah yang tumpah Sepertinya kehidupan masih dalam wacana Diam seperti batu dan membeku Sekiranya engkau dapat memeluknya Niscaya cahaya kan terbenam didadanya Kemarilah tungkan segelas nasip dengan seruput kopi panas agar dadamu pulang tanpa mimpi yang telanjang Anjingku sayang..... Keringatmu masih basah Mimpi masih terlihat indah Disini kau melihat langit pecah Dalam dadaku kau yang terindah. Anjingku sayang... Sudah kudunga bibirmu sudah lama dijilat anjing yang lain, basah dan pecah diranjang yang angkuh, terlepaslah, lalu pergilah. Malul mertas 15 februari 2019

Hampa

Tak kujumpai warna yang indah Selapas kita pecahkan arah Setiap hari selalu datang sumpah serapah Api menyala di dada tanpa tau siapa  penyulutnya terbakar tinggalkan permukaan siapa tau ada jawaban Disini manusia mulai tampak keresahan Setiap hari denyutkan desahan, meski kematian bukan persoalan entah apa yang menyebabkan permusuhan di persimapangan jalan Rumput kecil tak pernah ada sebagai cahaya yang tumpah tiada mata yang menempel didaunya ataupun diakarnya. Malul kertas 2019

Untukmu ara

Untukmu ara Pertemuan yang tak disentuh mata Mengundang langit cerah didadanya Bergaun pelangi kisah-kisahnya seperti elok wajahnya Jauh dari lembah waktu Sapa terus mengusikku Melambaikan percakapan yang runtuh dalam dekapan Kemarilah jumapai matahari didadaku Disini ada mimpi dengan segumpal tawa dan semanis teh dipagi hari Cukup untuk melepaskan penat agar kesepian tak selalu dirindukan sebab kehidupan seringkali melelahkan hanya pada tuhan keindahan doa dipanjatkan. 18 februari 2019

Hari dipagi yang sunyi

Hari dipagi yang sunyi Fajar baru saja melepaskan takdirnya Embun pagi perlahan runtuh memeluk jiawanya, teduh dibawah kesunyian yang bersahaja dengan segumpal awan. Keindahan adalah sunyi yang menyendiri Iya tertawa dalam mimpi dan berdansa sesuka hati Apalagi dalam suasan pagi Semua berteduh dalam ruang sunyi Menempelkan keresahan yang teramat mati Perlahan matahari menggatikan warana dedaunan maka terlihat jelas kupu-kupu menebarkan kisah cinta yang baru Setibanya ruh dari langit runtuh Kemudia air hujan keruh, kulihat engaku bersimpuh dalam kerinduan yang teduh. Malul kertas 26 maret 2019

Puisi cinta teruntuk sahabat

Dalam kesederhanaan waktu Jantungku melebihi ritme Saat ingatanku memaksa wajahmu Teduh di hatiku Engkau melengkung seperti Pelangi dihatiku Membawa seribu warna dengan keindahan cinta yang sempurna Semoga engkau tau.... Disini tuhan mengujiku dengan namamu Bergejolak tiada henti selepas kutasbihkan namamu Duhai engkau.... Ketidak berdayaanku menampung rindu Sudikah kiranya kau membuka jendela dihatimu..? Hingga saatnya tuhan meleburkan dua nama dalam ikatan cinta yang sempurna. 28 maret 2019 Malul kertas

Disudut kota

Derai kisah yang larut dipersimpang kota Melahirkan percakapan lalu tumbuh setitik cahaya dilangit-langit kamarku Basah keringat rembulan Tersipu pada nasib kehidupan Sebab waktu terus menghujam dibibrku Tentang nama dan rupa yang tak kenal sapa, Larut dalam kisah romantisme malam pada bintang Menyuguhkan mimpi hingga sekerat purnama dalam ingatan yang sempurna, Tentang tawa lepasnya mengisyaratkan suara hujan runtuh perlahan didadaku Disudut kota kutemukan serpihan kecil bunga mawar yang bercakap tentang kesedirian, tak satupun dari malam mampu melahirkan mimpi yang sempurna, lirih suara lembutnya berkata Biarakan aku memetikmu dan kubawa dalam mimpi yang kusimpan dalam lemari, disana akan banyak cerita yang menjulang keangkasa siap menghilangkan kesendirianmu. 25 juli 2019 Malul kertas

Diruang makna

Di ruang makna Dua pintu yang terbuka waktu itu Lirih suara hujan berlarian Mendayu pada setiap rindu yang kesepian perjumpaan yang ditakdirkan tuhan Tumbuh sebuah kenangan Yang kerontang dengan kerinduan Engkau saling menukar kata, mata dan suara Membawaku berteriak kecakrawala Alangkah indahnya tuhan mempertemukan kita Tiga hari Para musafir Menjamah mimpi Menjadi ilalang dipadang panjang Menusuk matahari yang sembunyi dibalik karang,. tibalah senja serupa kata, bergaun rembulan dan tinggal dua mata menjadi sorotan jiwa Engkau mengetuk riang Detak jantungku yang Berdetak kencang. 12 april 2019 Malul kertas

Retorika dalam kata

Dua pintu yang menganga Tempat telaga para Musafir membasuh jiwa Genting tua tempat berteduhnya embun Mengulur rumput kecil Sebagai teman karibnya Keduanya saling menggatungkan cerita Tertawa lepas karena wujud rupa yang berbeda Dentuman suara alam Menghamburkan keresahan Yang lahir dari rahim rembulan Bumerang metafora Bercerita tentang cinta yang berbeda Dan tuhan dengan suka mempermainkan kita Ruang retorika selalu menjadi tumpukan kata yang becek dengan aroma kematian yang menyesakkan dada Entah...  Itu sebabnya Kerinduan kutanam selamanya. 8 april 2019 Malul kertas

Puisi rindu

Puisi rindu Teruntuk azizah Permintaan yang ditakdirkan tuhan Telah sampai diujung pelabuhan Pena menorehkan jiwanya Tentang rindu pada sebuah nama Sebelum matahari menyingsing Embun pagi membangunkan Suara burung yang nyaring Sampaikan kerinduan yang mengakar Menjadi gumpalan matahari Sebagai kehangatan yang dirindukan Namamu kusimpan dalam beluakar ilalang Agar tidak seorang pun Mengeja namamu kecuali aku Kesendirian selalu menjadi ruang Dimana kegelisahan membawaku terbang Mengarungi kisah cinta Tentang rindu dan setia Lihatlah..... Malam sudah tiba Namamu kusimpan dalam doa. Malul kertas 13 april 2019

Diranjang kematian

Kehidupan adalah kematian yang terus hidup Seperti air mata langit yang menembus tahan,  ia tumbuhkan cerita yang baru dalam ruang dan mimpi yang terus berlalu Suara tangis menggema Dan air mata mengalir Mengurai nafas terengah-engah Lalu darah saudaranya mengalirkan seribu doa dengan sesaji bumi sebagai cahaya dan tangga terlepasnya luka  Tujuh hari mengurai cahaya Melebarkan tanah kedalam tanah yang sunyi sebab kesendirian adalah tangis yang menjerit tanpa henti Darah yang mengalir menyuluhkan Air matanya, menggali tanah yang sempit dan luka yang terus bersuara Kematian telah tiba wahai saudaraku Tiada mata dan telinga yang menjadi isyarat Kedatangannya, dengan tiba-tiba ia menjemput tawamu dan membawanya keangkasa Kematian adalah suatu yang indah bukan?! Keramaian pasti menunggu didepan pintu rumahmu Meramaikan salam perpisahan yang abadi Hanya terbekali kisah retorika dalam degup jantungnya sendiri. Lihatlah mereka yang sedang menyaksikan kematiannya yang s

Ramadhan

Ramadan Adakah yang lebih indah dari bulan ini? Bulan yang mengalir limpahan rahmat Dan seribu bulan keutamaan yang bergelantung dalam satu malam Malam dengan suara yang indah Terlantun ayat suci al-qur an Bergema disetiap ruang persinggahan Menggetarkan hati yang mendengarkan Senja dalam penantian yang ramai Menyatukan resah kerontang Seharian tak tertahankan Terdengar suara adzan, disitulah Limpahan kenikmatan tumpah ruah Disudut ruang tubuh mulai berdarah Malam telah menjadi istana Kebebasan mulai tersusun dengan sempurna,dari Tertawa lepas sampai menanamkan kening ketanah, mengulurkan tangan kelangit dan mengembirakan kegembiraan tuhan. Sampailah fajar tiba Tubuh harus terisi sepiring nasi ,segelas susu dan terurainya doa-doa sebagai ritual tercapainya cahaya Oh ramadanku Sucikan aku sesuci Terik matahari. Malul kertas 9 mei 2019-ramadan.

EL

Kata yang baru dari garis pelangi yang mengawang keangkasa, ada luka yang lahir dari mimpi dan tumbuh seribu luka melampiaskan resah pada tangis yang menyendiri El.. Kerap kusebut dalam sepi Meski berkabut dalam ruang sunyi Semerbak wewangian yang tumpah Menjadi pasir ,menyisir kerinduan Tepat matahari mulai menjadi senja didada El.. Tak pernah kuduga Angin bersemilir menembus liang Belukar ilalang, sampai pada ingatan berbau piasau, senyum rekahmu masih terus tumbuh ditengah gelap gelombang jiwaku. Malul kertas 10 mei 2019

Sajak cinta

Setiap hati mencintai sang kekasih Dan aku memiliki saksi juga bukti Yaitu dengan selalu menyebut namamu Maka akan terlihat air mata yang berlinang Dengan kerinduan. Aku berupaya menulis sajak ini agar engkau mengerti tentang sebuah kemiskinan yang kumiliki, bahwa kucukupkan engkau sebagai kekasih yang setia mendengarkan keluh kesaku Tidak ada jalan untuk menemuimu kecuali dengan harapan dan tidak ada rasa yang kumiliki kecuali rasa takut akan ketiadaan Manusia seringkali ramai dan mempertentangkan perbedaan, sedangkan aku sibuk dengan diam memikirkan kenapa tuhan menitipkan cinta yang begitu dalam Mestinya kebanyakan manusia mengerti, Tetapi sangat jarang dari mereka yang memahami bahwa cinta adalah ruang mengolah daya agar manusia dapat memahami jalan pulang kepintu rumah sang kekasih Kekasih yang dengan lembut membelai nafas kita dan menggenggam sifat terhalus dari kita, saat malam mulai mengajarkan sebuah mimpi tentang cinta yang suci Entahlah mimpi seringkali tida

Bulan tua

Selepas kisah dari waktu terhempas membiarkan ruang sunyi menguras dalamnya lautan Terngiang tawa saat semuanya terderai Aku menjamah rembulan diwaktu itu Seperti mimpi yang tak pernah usai dan Usia rupanya lebih berkuasa atas diri manusia dan upaya yang terus dilakukan masih seperti mimpi yang telanjang disudut rahasia paling sunyi Rahasia yang masih menjadi misteri Di ulurkannya sebuah doa-doa yang mengalir sebuah harapan agar hari esok dapat di petik  dan diolah dengan baik Kisah telah ku urai dengan kata, Di bulan tua ini biarkanlah kemungkinan dan upaya yang menjadi tubuh puisi yang sulit dipahami. Malul kertas 20 mei 2019

Kepadamu mayatku

Kehidupan adalah suatu kemungkinan yang di upayakan, manusia hanya bisa memilih tapi tidak bisa mentukan. Lahirlah sebuah pertanyaan besar, mengapa hidup harus memilih dan kebanyakan manusia menjadi budak dalam pilihannya Membanting tulang untuk mendapatkan kebahagiaan dan juga untuk makan,. Berdiamlah sejenak lupakan kebosanan yang memuakkan lihatlah alam sekitar yang tetap tenang menikmati kehidupan tanpa harus menguras keringat berlebihan. Kulihat lala lalat bergembira menghapiri perkotaan, menikmati bangkai ikan dan ludah manusia yang pongah memanjangkan leher kelangit dan melipat bumi dikelopak matanya Bangkai mayat meluruskan dasi dan bersahaja diatas kursi mengatur permainan orang-orang yang hidup ditengah terik matahari, peluhnya mengurai ketepi sungai Menaruh harapan agar ikan ikan bertengker dalam pusar Siapa yang peduli ketika hidup diurus orang mati?, siapa yang tak benci ketika orang orang kecil terbebani janji, awan sebagai penanda hujan selalu ditunggu tanpa

nai

Nai... Kulihat keruh resah di keningmu Melawan matahari dalam kurun waktu yang semu, Membawaku kearah kisah cinta yang sulit direka oleh orang biasa Rekah disetiap langkah berselimut firman tuhan, terselubung ilalang senyum rekah dalam ingatan yang panjang Rindu seringkali tidak mengenal waktu Dengan sesukanya ia melampiaskan resah Dengan seribu nama yang memanggil dalam sepi Aku biarkan engkau menjadi rindu Tanpa kabar, sebab kerinduan menyisihkan doa terang terpancar keangkasa Tenanglah dan teduhkan jiwamu Dekaplah erat rindu bersama tuhanmu Biarkan aku yang menjadi kisah panjang disetiap doamu Nai... nai nai nai nai nai nai nai nai nai nai nai.....!!! Entah  yang berapa aku sebut namamu Tuhan masih memperkenan aku menjadikannya engkau sebagai kisah rindu. Malul kertas 30 mei 2019

Perpisahan

Seratus bekas bibir terlewati Dalam ruang yang udara enggan menghampiri Tersulut senja melambaikan perpisahan Membosankan manusia mengurai egonya Dan melampiaskan amarahnya Aneh... Malul kertas 2019

Sepi paling sunyi

Bersabarlah wahai engkau yang sepi Disini musim kemarau telah tiba, musim gugur telah menerpa, tinggal musim semi mewujudkan kegembiraan yang berbeda Hati berdiam sepi Menyulam mimpi Melibatkan percakapan sunyi Tawa kecil menghiasi Keramaian suara alam Bersenandung suka dan rindu Melambaikan kenangan degub jantung Tersentak terbawa waktu Hasrat menjadikannya abu Tarang terpancar silau matamu Merasuk dalam gelap Membangunkan sepi paling sunyi. Malul kertas 3 juni 2019

Sebaris cahaya kata

Sebaris kata Seiris luka Setipis sutra Engkau mengisyaratkan senja Sekeras batu Sekecil debu Sehelai tisu Engkau merapuhkan dadaku Seluas lautan Setajam ingatan Setulus harapan Engkau tersimpan dalam dekapan Sehitam tinta Sekental doa Sepekat cinta Engkau kujadikan makhkota Selepas bayangan Seindah kenangan Semurni senyuman Engkau menjadikan aku bayangan Secerah matahari Segelap mimpi Segarang birahi Engkau menyulut jiwaku yang sepi Karang keras menerjang Ilalang pulang telanjang Riuh kemarau kerontang Engkau Hilangkan aku dalam mayang. 2019 , 19 juli 2019 Malul kertas

Sajakku

Sajakku untuk hari sabtu Terbentang luas kerinduan Yang datang sekali pandang Bagaimana harus kulupa? sedangkan Tanpa kabar meyiksaku untuk selalu mengingatnya Biarkan disini menatap sunyi Terdiam mengiringi suara takdir Yang mengalir dalam pikir. 13 juni 2019 Sajak pertemuan di perpustakaan

Sajakku bukan tuhan

Entah dari mana kumulai  Arah pikiran kian membentang Membaca masa depan dalam gelombang Seperti angin yang telanjang dalam ingatan Jalan fikiran tidak selamanya sesuai dengan skenario tuhan, hanya saja imajinasi terus mengawang telusuri seluk beluk kehidupan Rencana sering gagal... Itu artinya kita bukan tuhan Yang dengan semaunya menentukan keinginan. Malul kertas 2019

Puisiku tuhan

Rupa yang teramat dalam Tumbuh dan menjalar disetiap sunyi Aku muak dengan janji yang dilahirkan dengan ego tanpa definisi Berdiam sejenak menikmati kata yang jauh dari kata indah dan sunyi yang teramat mati, Biarkan aku berkelana menyusuri kata yang dalam dan penuh persimpangan, agar manusia tau bahwa tuhan maha kuasa atas segalanya, aku dilahirkan adalah maksud tuhan,bukan kemauanku dan aku tidak terlibat atas semua itu Namun aku merasa heran kenapa masih banyak yang angkuh dan membangakang kehendak tuhan?!, apa karena iya sudah merasa bahwa dirinya tuhan,. Peristiwa hidup adalah tuhan yang menjadikan manusia seperti kehendaknya bukan malah sebaliknya tuhan dikasih hukum untuk tunduk pada makhluknya Kerangka berfikir dinamis manusia selalu ada suatu perubahan, dari kerinduan menjadi kebencian entah apa yang mendasarinya untuk selalu berubah, mungkin karena tuhan memberikan prioritas berpikir yang telanjang hingga lupa asal kasadnya dari mana. Ego absolut adalah ruang sentr

Rindu senja

Mengingat senja adalah upaya sunyi yang membawa kematian, ia memporak porandakan gelombang tangis dalam mimipi Nama-nama yang terus mengalir penuh sumringah senyum yang tak pernah lepas dengan belaian kata dan janji usang telanjang Berhenti mengharap ia kembali,meski kutau senja masih menyimpan keriduan dalam gelapnya, hanya lelaki bertubuh malam yang akan mengerti bahwa sunyi merobek kebencian. Tak pernah usai ceritaku tentang senja dan percakapan indah tanpa makna, engkau begitu menawannya menjadi puisi rindu yang sempurna. 19 juni 2019 Malul kertas

Assalamualaikum puisi

Matahari masih seperti biasanya menyilaukan permukaan tanah dengan perlahan membakarnya Tak banyak yang kudapati pagi ini selain bergelut mesra dengan suara ayam dan tawa yang menetas dari kerinduan para kerabat Kehidupan memang selalu melahirkan keindahan dan kesedihan tak terduga Maka dari itu kokohkanlah jiwamu dan teruslah meramu angan dengan tanah yang menggumpal. Malul kertas 2019

Tuhan

iyakah tuhan melihat baju manusia yang terurai panjang dan meliliti permukaan tanah? maka betapa mulianya manusia yang telanjang. Setelah aku ajari engkau pandai berbicara Memberi apa yang kau mau dan segala kebutuhan yang kau inginkan Kurang baik apa aku padamu Kata tuhan dalam firmannya Kesaksian manusia sering kali menggelikan Dan dengan mudah memberikan kesimpulan Bahawa tuhan itu kejam, pembunuh dan pembantai kaum bawahan Tuhan seringkali menjadi bahan persoalan Yang sakral sebagai pujian bahkan cacian, Karena persoalan hidup yang terus mengalir meciptakan ruang retorika, hingga satuan kaum iblis dengan mudah mengulurkan mimpi dan segumpal matahari Siapa yang tak tergiur dengan cahaya?! Ia akan merasa terbelakang dan merasa tidak indah jika tidak bertelanjang Tuhan dengan segala firmannya Dengan gagah dan bijaknya Memberi arahan supaya tidak menengadahkan leher kelangit dan melupakan cahaya indahnya Aku yang menaburkan bintang dilangit Menurunkan hujan dan m

Cinta

Pertiakaian yang tak pernah usai Selalu melibatkan kegelisahan dan ketakutan Hampir dari semua orang merasakan hal yang sama dalam satu kisah yang sama yang itu tentang cinta Tuhan dekaplah aku Sebab tidak ada keraguan sidiktpun aku tentangmu Hujamlah aku dengan kalimatmu yang berat Agar aku tau meski tabir masih belum tersingkap dengan jelas Cinta tidak pernah usai di perbincangkan ia ada terkadang tak disengaja tiba-tiba saja mengejutkan dada dengan detakan tak terduga Kedua mata saling menyatukan kalimat yang sama meski kata belum terdengar jelas ditelinga, begitulah percakapan sunyi ramai dalam dada, ayo kasih tau dia, katakan yang sebenarnya kalau kamu suka, ayo kamu harus berani, ayo cepat begok, goblok, bisaja dia akan disikat oleh yang lain, ayoo cepaaat Sangat ramai suara jiwaku meronta Hingga melibatkan bayangan yang tak pernah usai dalam ingatan dan namanya seringkali menjadi sebutan paling banyak dari pada tuhan tertawa sendiri bicara sendiri,itu hal yang bi

Puisi

Kuteruskan sajakmu menjadi alif Terbentang menghujam matahari hingga engaku Memberikan sesuap kerinduan yang membakar. teruskan saja menulis, tanpa ide atau tanpa judul yang tersusut dalam perapian senja, Biarkan saja waktu mengalir, menggerakkan takdir yang telah menjadi suratan tuhan Keindahan alam membentang luas Merayu mataku untuk selalu berbafas Melewati resah dan kegembiraan kian terpapas Engkau mengeja namaku Dengan derai sungai dipipimu Jika saja matahari esok tanpa aku Tenanglahh.... Semoga saja tuhan Menyatukan kerinduan Dalam semu yang teramat curam 21 juni 2019 Malul kertas

Rembulan

Rembulan Malam ini sejarah mangutukku kembali, Mengeja kata yang terlampau mati dan Suasana rembulan terang arungi mimpi Masih kupahat kenagan dalam jasad Terukir indah tawa lepasnya dibawah pohon kota pasuruan namanya Bersimpuh resah dalam degup rasa yang sama, berkesiur semilir angin menembus cakrawala, disana aku menyulam doa sebagai selimut gelap dalam dada Namamu masih meronta Memintaku terus mengingatnya Hilang tanpa kabar adalah detak waktu labirin tebal pemisahnya Malam ini rembulan masih satu mana menjadi cakrawala terbentang luas Dalam dada 23 juni 2019 Malul kertas Jam: 21. 49

Sahaja dibawah senja

Waktu  menyimpan segudang rindu Bergumam mesra dalam kerontang ingatan hampir saja memecahkan tempurung tempat sajak bernaung, Dimulai dari percakapan kecil yang ditanam diladang subur rembulan, bintang kecil selalu mengisyaratkan kabar meski jauh teramat meresahkan Mengalir seperti air yang menempati lubang lebih dalam dan mengenang nama,rupa dan suara seperti ikan-ikan yang meramaikan lautan,. gelombang pun ikut berbicara kenapa sedemikian dalam lautku apa kerena tuhan sedang mengujiku dengan rindu? Sempat tak kuabdikan segelintir resah yang kusimpan dalam ingatan agar kemarau pulang dalam keadaan senja tanpa airmata. 2019  17   juli Malulkertas.

Semut

Batu yang menempel ketanah sebagai urat nadi bumi,  akar pepohonan yang menjalar ketanah sebagai awal dari tumbuhnya kenangan hingga pada saatnya harus melepaskan, Bangkai dedaunan yang setiap pagi harus terpisahkan dengan rantingnya , dipungut perlahan bersama desiran angin dan itu adalah suatu kepastian yang harus terjadi Matahari  senantiasa memeluk dengan kehangatannya, burung-burung berkicau bersama serentak bisingkan keceriaan Semut yang tiada henti bekerja untuk mengulur dahaga keangkasa, meski tiada air mata yang peduli akan kematianya tidak pernah membuatnya berhenti menguras dunia 2019 juli 21 Malul kertas

Kekasih

Kekasih yang hilang tampa ilalang Terbias kisah budaya yang kerontang Tentang darah mengalir tidak sepasang Ditanah ini sering kali percekcokan tumbuh dari amarah dan rasa dengki yang tak berdasar kemanusiaan, menggatungi tubuh dengan mata juga buah bibir hingga dengan sesukanya melibatkan kegelisah dalam aliran darahku yang damai Pertemuan rasa bukanlah sebatas percakapan pemikiran yang mengedepankan ego juga kepintaran tetapi kedamain dan kebahagian sebagai percakapan paling dalam Keksih yang paling tajam dekapnya Bukankah itu adalah percakapan rasa Yang lahir dari jiwanya sendri? Disana kutemukan segumapal cahaya lalu datang senyum rekahnya membawaku menjulang keangkasa Bagiku persoalan darah adalah pasrah Terserah sumpah sejarah Yang telah menyulam garis tuhan dengan peradaban akal manusia yang berbeda Adadakah yang lebih indah dari perbedaan?, Satu sama lain saling memuji,memuai kisah dari mayang kesamudra dari tanah keangkasa Usia telah memaksa kehendak manusi

Saat

Saat jauh jadi rindu Saat dekat jadi hampa Saat marah jadi malaikat Saat sabar jadi setan Saat adalah kata Saat itu adalah jemu Saat itu aku ingin bertemu Saat diam jadi iblis Saat berjalan jadi malaikat Saat kerinduan jadi sekarat Saat itu aku tersesat Saat kecewa sangat menyayat Saat semua tersirat dan merapat Saat itu pula engkau kembali tertawa Saat semua cerita usai dengan sempurna Saat sekerat purnama pulang tanpa nama Saat waktu jadi rindu Saat kisah jadi tabu Saat itulah terhempas debu Saat terhenti jadi arah Saat diam jadi pasrah Saat malam tanpa arwah Saat retorika memuai kehidupan Saat senyuman kembali dalam dekapan Saat itulah tuhan kembali dalam ingatan. 20 juli 2019 Maluljertas

Roko dan kopi

Percakapan sunyi rokok dan kopi Dikaki langit matahari sedikit mengurai kehangatan saling sahut menyaut tentang kenikmatan anugrah dari setiap penggemarnya Asap dan seruput menjadi nafas kegembiraan yang di iringi khayal menjulang keangkasa, tidak lupa pula api kecil mungil dan menggemaskan selalu menyertai kantung harapan yang di nubatkan sebagai saudara kembarnya Keluarga sederhana kopi dan gula juga air tidak terpisahkan selamanya, menjadi nafas yang paling menggemaskan dan rahim menetasnya pembaruan Udara menampungnya saat kita bercinta Memulai orgasme dan onani otak sering dalam gagasan mahasiswa, hingga larut malam memuai embun yang tersusun disudut kota Menyulam mayang yang terhempas dalam karang dalam setiap persoalan dan kegaduhan yang terus menjadi gelomabang Pecah dan memuai perlahan, menjulang bersama asap yang menyimpan legit pahit dan manis kehidupan Disanalah aku hidup bersaudara bersama Rokok dan kopi mengasah persoalan kehidupan yang tersusun rapi ditanga