Kembang mayat

sebelum terang hujan terus mendekap permukaan tanah
Merawat dengan mesra suara gerimis tiada henti mengundang bianglala

Mulai tumbuh secercah cahaya
dari kemelut bumi yang indah
tersungkur disela tiang alif
mendekap lembut hujan dengn tangis
   
Satu persatu roh dari bunga-bunga halaman memanjangkan lehernya diterik matahari
Mmengingat malam dan hujan telah lama menyelimuti

Siapa sangka hujan telah mengubur aroma tubuhmu , aroma yang membangkitkan mimpi dari sejarah yang terkubur sunyi.
 
Kesunyain adalah kematian yang mengendap disetiap helai nafasku semenjak tuhan takdirkan engkau tumbuh setelah musim hujan berlalu
 
 
Bunga-bunga terderai melambaikan wajah terakhirnya setelah mengetahui satu-persatu percikan matahari yang pecah disudut sunyi yang mati.



Malul kertas
19 januari 2019
 
 

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI