Posts

Showing posts from August 11, 2019

Suara kata dalam hasrat

Pagi dengan segumpal matahari Terpeluk embun pagi dan asap mobil yang menyesakkan Perlahan aku berjalan menghirup udara Menjejaki tanah gelap dan bebatuan yang kuat Dedaunan yang tak dapat kusebut namanya Karena terbatasnya cahaya  yang masih dalam atau masih belum waktunya Hanya ilalang dan sepotong rembulan Kutusuk langit lalu tersimapan kenangan dijaring laba-laba, indah tiada tara Sungai dengan warana matahari Berlari menghampiri lubang-lubang dikepalaku, sedikit bergelombang dan senyum rekahnya terpandang. Pagi berjumpa lagi Resah telah pergi Matahari bangkit lagi Mimpi masih terus berlari Dengan seribu angan Kisah waktu bergelantungan Menyusuri arah persimpangan Sebab hidup adalah perjuangan Seringkali ingatan menghilang Serabutan seperti belukar ilalang Sudahi ketakutan yang terus telanjang Sampaikan bahwa keindahan masih terpang-pang Lihatlah garis pelangi tiada yang terpotong Memikat mata,terus pada senja yang tenggelam dalam ingatan. 12 apr

Kerontang

Kini aku harus kembali menulis dan menumbuhkan imajinasi lebih baik lagi, barang kali ada harapan yang sempat di tuturkan hujan pada bumi yang belum kutau keindahannya Puisi tanpa judul dan bangkai kata yang masih belum terselesaikan harus kusulam lebih jernih lagi agar kudapati ruang dan ruh yang senantiasa memuji tuhan dengan sempurna Ketidak pastian selalu menghantui kesendirian dan sulit kudapati makna yang lahir dari jiwa yang kusuka, keyakinan hanya ruang menemukan jalan pertemuan dalam mimpi dan enggan menampakkan kepermukaan Suka adalah permulaan Rindu adalah cobaan Cinta adalah siksaan Tiga dimensi ruang yang membawaku keangkasa, menertawakan bahkan sering kuhujani dengan sendu yang teramat dalam, Tetapi ruang itulah telah meramu kedalam jasadku hingga siksaan yang mengalir memberiku nafas lebih segar Memang benar kata penyair manusia adalah Makhluk tuhan yang sulit dapahami, iya bisa tertawa sambil menyuguhkan airmata, begitupun aku sangat kunikmati ruang dimens

Pagi

Selamat pagi duniaku Pengakuan yang indah telah lahir sejak matahari mulai menyingsing  Suara pagi  seperti biasanya melibatkan banyak makhluk untuk berkolabirasi  Saling bersahutan dan meramu kemesraan Hari-hari yang ajaib melahirkan berbagai macam angan dari menjunlang keangkasa sampai menelusuri permukaan tanah paling dalam, tetapi kesadaran masih di usia permukaan paling dasar, yang seharusnya aku sadari sebagai jalan menuju tuhan paling gampang.  11 juli 2019 malul keratas

Suara kata dalam hasrat

Pagi dengan segumpal matahari Terpeluk embun pagi dan asap mobil yang menyesakkan Perlahan aku berjalan menghirup udara Menjejaki tanah gelap dan bebatuan yang kuat Dedaunan yang tak dapat kusebut namanya Karena terbatasnya cahaya  yang masih dalam atau masih belum waktunya Hanya ilalang dan sepotong rembulan Kutusuk langit lalu tersimapan kenangan dijaring laba-laba, indah tiada tara Sungai dengan warana matahari Berlari menghampiri lubang-lubang dikepalaku, sedikit bergelombang dan senyum rekahnya terpandang. Pagi berjumpa lagi Resah telah pergi Matahari bangkit lagi Mimpi masih terus berlari Dengan seribu angan Kisah waktu bergelantungan Menyusuri arah persimpangan Sebab hidup adalah perjuangan Seringkali ingatan menghilang Serabutan seperti belukar ilalang Sudahi ketakutan yang terus telanjang Sampaikan bahwa keindahan masih terpang-pang Lihatlah garis pelangi tiada yang terpotong Memikat mata,terus pada senja yang tenggelam dalam ingatan. 12 apr

Temukan

Dalam sejadah kutanam keningku Dalam sunyi kutanam mataku Dalam riang kutanam tawaku Tuhan seringkali mengujiku Dengan airmata yang mengalir menjadi pelangi Kutemukan kaki ditanah Kutemukan mata di sembilan rupa purnama siapakah aku yang terus mengayunkan debu? Temukan keningmu ditanah Temukan telingamu di udara Temukan kakimu di perjalanan Disana ada segumpal nafas yang bedetak seribu tahun yang akan datang, liriklah iya dengan tangis dan kerinduan yang panjang Agar keruh air hujan dapat tumbuh sebagai kekasih waktu, berdetaklah wahai engkau kekasihku disini aku masih terdampar sebagai titik temu mesra bersamamu. 24 februari 2019 Malul kertas

Selamat merdeka

Selamat merdeka duniaku Kegembiraan yang tumpah ditanah tempat darah tertanam dengan tajam Anak-anak matahari menyulam ingatan para moyang yang dilahirkan oleh masa yang tua, darahnya masih beroma segar dalam dada  bergejolak dalam setiap dada anak matahari terpancar luas diatas bumi. Menetas diatas budaya yang berbeda bahasa yang tak serupa diatas tanah tercinta indonesia Perayaan dan sorak ramai dari setiap sudut kota telah mengalir merasuki jantung kita, merah putih menjulang keangkasa,berkibar semangat serta keteduhan warna tulang mengakar diatas purnama Diusia tujuh puluh empat banyak melahirkan peristiwa dari persoalan pendidikan, politik, ekonomi dan agama tersulut jadi benang nafas tersenggal disetiap sudut debu indonesia Terhirup sesakkan dada,darah tercemar dari ketimpangan ketidak adilan dan evolusi udara tercemar dengan pertikaian perbedaan,. maka jangan heran pembunuhan, pemerkosaan, para cukong dan koruptor perampok uang rakyat berkembang subur dengan senyuman

Sepi

Seharusnya pagi ini tak tersulut sepi,dalam bayang yang telanjang rupamu meramu kesepian yang panjang Mencabik selembar senja dalam tubuhku yang terluka. Omben, 16-agustus 2019 Malul kertas

Menyisir rambut panjang matahari

Pagi yang malas tiba saat anak-anak matahari hilang dalam harapan, berhenti menyapu bangkai ilusi dan daun mimipi yang tak bertepi Tanah ini masih kusam dengan resah yang menjulang, percakapan diusia pagi sangatlah berarti untuk mengukir tanah tempat semua kenangan tertanam dengan dalam Usia matahari masih panjang bukan?  dan bunga dihalaman masih mekar dengan sempurna, cobalah tumbuk itu semua peras ambil sari patinya lalu usapakan pada lukamu yang menganga Hidup harus diolah dengan darah dengan begitu benih cintamu akan tumbuh mengakar dan menjalar, siramlah dengan keringat dan air mata, sisirlah helayan nafas dengan lega karena usia senja sebentar lagi akan tiba. Omben, 15-agustus - 2019 Malul kertas

mawar

Tubuh mawar terbunuh saat sunyi mulai terbit seperti senja kehilangan rupa, bimbang dan iba pada langit tersusun dalam cerita Tumpah dalam kisah tentang dua arah tak saling sapa, rupanya perbedaan sudah melipat mimpi dengan rapi Berhentilah mengurai ilusi karena gelombang masih mempertanyakan dalamnya lautan dan aku sabitkan kisah ini dalam tangkai durimu yang sempurna. Omben, 14 agustus 2019 Malul kertas

Rembulan

Malam ini kutanam kerinduanku di udara Tepat rembulan bersandar dikaki lagit bersamanya menyulam cerita dan kisah tua kembali muda Takdir yang tajam menghujam kedasar ingatan saat pertemuan dilahirkan tanpa percakapan yang dalam. Angin malam ini rupanya mulai dewasa berlarian dibawah purnama dengan sedikit wacana tapi cukup mengurai makna Segumpal tawa menjadi hukum tuhan tertahan dalam sebuah ilusi dan cahaya hati untuk menanam hati lebih suci. Biarlah malam ini embun pagi menyusun mimipi dan kerinduan mulai pergi, rembulan masih terlihat sepi dalam keramaian cinta yang abadi. Selamat jalan... Pamekasan 13 agustus 2019 Malul kertas

Kopi yang telanjang

Menikmati kopi tanpa baju berlari tanpa sepatu dan asap rokok meratapi pengkhianatan tangan yang bising dengan perselingkuhan Aku melihat iblis dengan jaring laba-laba menyulam siasat seperti ikan yang akan meninggalkan nafasnya diudara Angin kencang membawa lari dedaunan yang mati, melambaikan perpisahan tepat pada ding-ding tebal dikaki langit. Matahari dan udara tak sempat menoleh kembali saat adam menyapa hawa, senyum sinis tertanam dalam senja, aroma malam sangat pekat dengan katakutan dan bising burung hantu menghetikan asap rokok yang tersipu dibibirku. Kopi yang telanjang menuntutku agat segera dinikamati legit tubuhnya membuat aliran darahku mengalir sempurna. Omben, 13 agustus 2019 Malul kertas

Dua mimpi

Tepat matahari besandar di pojok kamarku silau menembus saat mimpi sedang bertepi satu bantal berisi dua ilusi. Dua mimpi saat tanganku menjalar dipipimu senyum dan bahagia sedikit tumbuh dimataku, kamar kecil tumpah peristiwa gemuruh angin serta debu menjadi satu Rambutmu terurai panjang terlibat saat aku ingin menghadap tuhan, terhenti seketika melihatmu terkapar dihadapan. Matahari kembali mengusik peluh ditubuhku dan meminta mataku segera kembali dalam usia yang baru saja terjadi. Omben, 12, agustus 2019 Malul kertas

Titik senja

Hasrat yang meramu titik senja luka terdalam melibatkan kisah purnama yang hilang separuh rupa Malam yang telanjang dan mimpi datang tanpa diundang, desah nafas kekasih bumi runtuh dikeningku hingga suasan sepi membuatku mampu menjamah kedua gunung dijantungmu Embun jatuh tetap di jantungku berteduh disetiap nafas yang membanjiri kerinduan sebab waktu sudah lama menjadi tabir berdiamnya percakapan Malam itu keningku kau bawa lari membelah mimpi yang lahir dari aroma matahari pasrah berdiam diri dibawah sepi. Omben, 12, agustus 2019 Malul kertas

Idul adha

Malam yang indah saat gema takbir bersuara Separuh purnama tertanam dikening para pujangga Puisi indah tertanam dengan tajam dipintu langit,sedang para ibu menyiapkan sesaji bumi buat para pujangga sebagai penyanggah kata dan irama Hari pengurbanan derita hewan pelihara sebagai tali ingatan sejarah nabi ibrahim kepada ismail, derita hidup dipadang pasir seketika perintah tuhan harus mengalir Kilatan pedang siap menumpas batang leher pasrah berkecamuk derita yang dalam, malaikat tuhan mengganti dengan seekor domba sebagi ganti putra tercinta Kepasrahan dan keikhlasan adalah nilai hidup yang harus diperjuangkan, sebab kejadian seringkali tidak terlintas dalam pikiran Gema takbir kemenangan terus berkumandang hingga senja larut dalam sepi dan kegembiraan yang tak bertepi. Omben, 11 agustus 2019 Malul kertas