Posts

Showing posts from August 4, 2019

Curahkan

Curahkan katamu pada langit Sebab begitu banyak bintang Yang terang benderang. Malul kertas 2018

Doa

Wahai tuhanku Ajari aku berbicara dengan iblis Setibanya aku mengerti bahwa kesesatan adalah ruang tanpa sapa. Malul kertas 10 agustus 2019

Petani

Rumput kecil mulai berbicara diladang yang luas, para petani menjuampai keringatnya Terkapar dalam samum teriakan matahari benar-benar membakar dahaga Darah mendidih deras peluh menggantikan hujan diketiak dan ubun-ubun kepala, tiada henti cangkul masih berlabuh menyelesaikan persoalan yang belum rata Para bidadari memanggilnya dengan kasih sayang mengehetikan sejenak dahaga yang melelahkan, silau matanya mengeringkan keringatnya seketika Sesaji bumi larut sekejap mata,bahagia terpancar dengan senyum tanpa sedikit bahasa. Lelah sudah pulang, darah kembali gontai dan senja mulai membawanya larut dibawah rembulan. Omben, 10 agustus 2019 Malul kertas

Kebahagiaan yang tak bertepi

Masih dalam senja tawamu terurai begitu saja, lambayung disudut kamar semerbak aroma kewanitaan Lengking senyummu sabitkan purnama didadaku, sentuhan hangat tanganmu membawaku terderai keangkasa Malam ini mimpi engaggan menghampiriku sebab engkau masih dalam kesadaran dimataku, taksatupun rasa ngantuk dan dingin malam menembus tulangku Kehangatan luar biasa saat kisah tumpah dalam pasrah, percakapan kecil menjadi tabir kegelisah saat satu rasa tumbuh ditengah-tengah bulan purnama Hutan belantara kian becek dengan air mata kumuh dengan kerinduan dizaman azali terpancar sinar kebahagiaan yang tak bertepi. Omben, 9 agustus 2019 Malul kertas

Pemuda

:Malul kertas Pemuda dalam garis darah yang deras Membakar mimpi sebagai suatu keharusan yang hakiki Melumat panas matahari dan merangkul dingin malam yang sepi memeras keringat dan ilusi Memilih mencintai takdirnya sendiri dari sekian banyak romantisme yang merobek kelelakian Selebar daun lontar terkadang ingatan memekar, merias tawakecil diatas senja yang tua Ditangan yang memerah kaum muda merenggut tangisnya dalam sepi,meleburkan keringnya dengan matahari, medidih tanpa henti Keelokan yang sempurna dalam dada kaum muda,teriakan menjulang keangkasa menghentikan seribu para cukong yang tidur diatas kemewahan tangan para petani Sejarah melibatkan darah kaum muda, ringkik kuda dan gencatan senjata debagai saksi atas nama merdeka Omben, 9 agustus 2019

Helayan nafas

:malul kertas Satu helai nafas meninggalkan kenangan, Meliuk keudara tangis dan tawa bergelantunagan di dasar nasib yang berbeda. Dua helai nafas merangkul tubuh matahari yang mulai melubangi tanah dengan seribu persoalan manusia, dengan keangkuhan dan pongah yang bergelantungan. Tiga helai nafas masih sering dilupakan sebagai anugrah yang sulit dikembalikan, hampa dengan kata syukur yang menjulang Helayan nafas masih menguning teduh kegembiraan dibawah matahari,menyimpan seratus helayan nafas yang mengulur senja dan cerita yang berbeda. Omben, 7 agustus 2019

Para nelayan

Suara lautan bergemuruh meminta gelombang merias percakapan,lekas terjumpai dengan roda waktu yang berlalu Badai sudah melepaskan kegaduhan gelisah desah tidak berhenti melawan, terpaksa tanah kecil dilangit senja terlumat becek keheningan. Sisa-sisa kehangatan megusik para nelayan untuk memanjangkan doa-doa ditengah lautan, memburu ikan-ikan dan separuh purnama yang telanjag dalam ingatan. Melapaskan juga berarti mengikat, membiarkan juga berarti menghilangkan dan mengingat juga berarti melupakan, begitupun sebaliknya Retorika jaring para nelayan selalu membawa hasil yang memuaskan, senantiasa mengusik ikan dan purnama yang datang tanpa nama Para nelayan masih setia memandang mayang ditengah lautan, meski gelombang melahirkan tangis ditengah malam. Jaring yang kuat ingin segara kulepas dari dingin dan kelaparan agar para nelayan kemabali menikmati kehidupan denga tuhan. Malul kertas 6 agustus 2019 Omben, sampang

Dalam mimpi

Kini malam turut mengulurkan cerita kembali, merasuk alam tidurku dan mengusik sekilas dingin yang membagunkan sunyi Perjalanan yang kujumpai dengan ritual suci membawaku terus melaju dengan aroma yang menjijikkan, dua manusia yang memerah kotoran dipinggir jalan hampir mejilat kakiku Melaju tanpa henti gemuruh sungai kujumpai, terbentang jembatan dengan sorak anak sungai yang memangil, memintaku mejadi satu dengan air Biarkan aku mengejarmu, baiklah silahkan kalau kau mampu, percakapan kecil penuh bahagia namun sedikit getir kurasa Malaju dalam air hampir tak tersentuh tubuhku, meski pada akhirnya batu besar dibelakangku menghetikan tangan anak sungai menjah tubuhku, Aku kembali pasrah melihat sungai yang menguning dan luas itu, hingga mimpi membawaku pergi dalam kisah yang baru. Romantisme klasik tumbuh tanpa tanah dan udara bahkan tanpa air sedikitpun,senyum rekah mekar tanpa ritme didadaku menjalar dalam orgasme paling dalam Sedikit kujamah kelopak mayangnya diatas so

Gereja

Gugurlah senja dikeningku merajut sejuta bintang ditengah malam suara embun kian merapat dalam tulang Hadirlah mimpi yang tak diundang Kehadirannya sungguh membingungkan sebab mengigat tuhan dalam ruang yang tak lazim diperbincangkan. Di pang-pang salib terus ku urai nama tuhan dengan getetir dan setumpuk senyuman, melihat kawan tertunduk khusyuk dalam perjumapaan Khutbah ke agamaan sedang dimulai,kupasang telingaku dengan pisau, ramai dan tumapah kata yang siap kubelah dalam kehidupan. Malul kertas 4 agustus 2019

Membungkam gelisah

Enam hari kunikmati lampu jalanan Begitu banyak mayat-mayat dan kuburan yang berserakan tanpa kafan dari tuhan. Bergelantungan dan tetesan darahnya menyeruak anyir seketika, kehidupan adalah mata air yang mengalir bermusim dan terus menjamah retorika waktu sesuai takdir Rupa membungkam gelisah dari tawa mereka yang pasrah tergeletak dalam tanah dan airmata yang mengkhianati perjumapaan disekian kalinya Keindahan dan rindu yang kau tanyakan hakikatnya tak kujumpai kebenarannya Angin terus menghebuskan desahnya terurai seperti pelangi hanya sekejap melintasi bumi   Adakah yang paling kurindu selain senyummu waktu itu,  degup jantung tak menentu membiarkan bebatuan terus membeku. 2 februari 2019 Malul kertas

Celoteh usul pada tuhan

Seorang musuh selalu menganggap kita salah dan kita selalu menganggap musuh itu yang salah Lalu apa yang di maksud dengan kebenaran? malaikat senior usul kepada tuhan untuk menciptakan suatu kihidupan baru, yang diciptakan dari energi negatif dan energi positif Lalu terciptalah manusia,yang sebagian dari energi negatifnya adalah iblis dan sebagiannya lagi adala jibril, sehingga manusia harus mencari dan memilih mana yang sesuai dengan hidupnya untuk mencapai keberhasilan Ibarat lampu bisa terang dengan bertemunya energi negatif dan positif sehingga bisa bermanfaat bagi sesama. Lalu bagaimana manusia mengelola energi itu??  yaitu dengan mencari metodologi dan ilmu yang disyariatkan bahkan ilmu apa saja sehingga bisa menemukan suatu energi yang mampu menghidupkan satu sama lain. 10-02-2018 /jakarta/sabtu Malul kertas

Indonesia

barulah aku mengerti derai darah dan suara lantang dari nenek moyangku sabda-sabda pahit menyulam jiwaku agar kelak aku mengerti betapa paraunya perjuangannya Bumiku subur karena pupuk darah dan airmata membasmi sekelompok hama dari penjajah, bahkan nyawa sekalipun adalah barang tukar yang murah Seiring waktu melanjutkan usia,rupa kerupa mulai berubah dari tangis dan takut menjadi tawa dan bahgia tiada tara Tanpa melihat hama baru dari kapitalisme,rasisme,pluralisme dan liberalisme hanyut dalam mengolah negri ini dengan melepaskan nasehat para terdahulu, hingga agama tak sekalipun berarti dalam hidup ini, hanyalah keindahan dan pemuasan nafsu menjadi lebelitas dalam kehidupan sehari-hari,. Rakyat kecil hanya memanjangkan puisi dalam doanya, tangis dan takut kembali menghantui gubuk kecilnya Adakah para penguasa menjadikan tangan kanannya yang sempurna sebagai janji yang yang terucap diatas mimbar kekuasannnya. Malul kertas 07 januari 2018 Jakarta

Kerinduan yang kalah

Selepas kutemukan waktumu, biarkanlah darai waktu menjadi purnama yang senantisa menjaga hati dari pilu yang panjang Malam ini adalah sepiku meratapi kekalahan yang gaduh dalam pertempuran, lemas dan sepi sedikit menjadi luntur Rupanya pesan dari purnama menjadi waktu yang berdetak kencang, percakapan mulai tersulam menggelikan mulai dari pertanyaan hingga pertintah yang harus ku selesaikan Serupa puisi dari hati yang gaduh dengan kerinduan. 😅 Malul kertas 2017

Wahai nabi

Hanya kepadamu aku memohon petunjuk dan ridha dalam hidup ini kuserahkan semua hidupku padamu sebab diri ini larut dalam semu ‎kumengharap syafaat mu ya nabi ‎agar bisa selamat diakhirat nanti rinduku terhempas bagaikan samudra mengalir deraiyan sayir-syair cinta.     kuberharap bertemu denganmu ya nabi meskipun sekejap di dalam mimpi akan kucurahkan semua rinduku agar teduh mencapai keseharianku   Terbayang selalu akan dirimu menghadirkan kesejukan dalam hidupku terangnya cahaya menyinari alam terpancar sampai hati yang paling dalam.     By:malul kertas Tgl: 30 Bln:januari Hari:selasa Tempat: jakarta Tahun:2018

Cahaya langit

Ya allah bukan maksud aku mengubur cahaya langitmu, tapi separuh wajahku terkubur tawa usiaku sendiri dan mereka yang menancapkan iba dan tawa di kepalaku sebab cahaya lagitmu silau dimatanya Aku adalah kematian yang setiap hari meninggalkan nafas satu persatu,perlahan keindahan luntur dan tangis meraung menggugah jiwa karana penyesalan. Saat ini mimpiku pecah bahkan aku sudah mati sebelum tuhan menciptakan kematian itu sendiri, Cahaya langit terang dirambutku terkubur sudah dengan warna kematian, setiap roh dari kehidupan membawaku terbang ke angkasa melepaskan kenangan dan aku ciptakan pesta kecil untuk merayakan kematian sebagai rasa syukur terhadap tuhan. Malul kertas 09-02 -2018 Jakarta.

Mengingatmu

Mengingatmu kupandang langit kebumi Keagungan dan kesempurnaan ciptaanmu menembus suara batinku. Suara yang takkan pernah terdengar oleh siapapun kecuali tuhan dan makhluk yang di izinkan, akan tau dalamnya gelap dan siang di dadaku. 10-02-2018 Jakarta Sabtu Malul kertas    ‎

Hapuslah aku dari airmatamu

Kau memintaku menciptakan puisi tentang lintasan rindu dan cahaya di dadaku apakah engkau benar-benar ada atau sebatas cerita tua yang hilang begitu saja? Baiklah dengarkan baik-baik dan tataplah wajahku di benakmu, disitu setiap saat aku tersenyum, berbagai cerita dan bahasa mengulurkan sungai dimataku, lantas aku mulai takut terbawa arus cerita cinta di saat senja. Malam pun tiba biarkan tubuh ini menggigil pada malam yang hujan dan biarkan air membawaku mengapung kedasar kerinduan Malam ini aku buta tak dapat melihat apa- apa kecuali ingatan yang tersimpan seribu cerita tentangmu, rapuh tak berdaya, Namun yang kau saksikan adalah mimipi dan nafas yang terlepas dari waktu,hilang begitu saja dan hampa Kepastian tarkadang bukan karna direncankan melainkan di takdirkan Neng...  Aku tak ingin lagi mengetahui makna yang kau simapan, biarlah derai hujan basahi kerinduan dan tumbuh pelangi yang sebentar lagi pudar. ‎Deras kulihat hujan dimatamu membawaku mengapung di ruang ha

Tanya

Apakah tuhan mempermalukan aku di depan umum? Ataukah hadiah istimewa yang harus ku terima? 29-03-2018 Jakarta

Melumat

Karana matamu masih belum halal bagiku maka aku tidak mau melumat desah nafasmu. Malang, jumat 27 2018

Malangku

Seperti mimpi kubasahi langitmu Bergetar suara jantung tak menentu bawalah aku kemana kau mau. Malul kertas 2018

Suara waktu

Dengan detak terbising ditelingaku Perlahan mewarnai hari dengan segumpal ingatan di masa lalu, Ada rindu dan selembar puisi menjadi saksi dari senyum manismu, waktu kembali mengulang musim kemarau, tanah dan air tandus di dalam hatiku yang parau Mungkin karena perjumpaan sebagai awal dari sunyi dan keindahan adalah sepasang pelangi dengan warna senja yang bersahaja dalam kerinduan yang sama. Malul kertas 2018

Berhentilah

Berhentilah menjadi alif dari tulang Senja yang rapuh, kerena waktu pasih sangat pagi untuk menumpuk hujan sampai terbitnya pelangi. Malul kertas 2017

Kerinduan yang hilang

Adakah keindahan yang tersulam dari harapan menjadikan sebuah rasa hingaga cinta menjadikannya luka, Waktu silih berganti mengikis cinta hingga tiada, perpisahan sebagi rupa dari lekatnya kerinduan seperti dedaunan yang runtuh di musim kemarau Engkau adalah keindahan yang sekian lama kujadikannya doa, bersujud hingga ku tatap langit dengan iba, meneriakkan engkau sebagai kekasihku selamanya ‎Namun tiada kutau waktu semakin cepat berlalu,menghembuskan nafas terakhirnya atas kerinduanku padamu Jika saja engkau tau tentang mimpiku selama ini,barulah penyesalan seperti hujan yang akan melahirkan benih cinta kembali di musim gugur. Malul kertas 2017

Lambayan terakhir

Puisi perpisahan GT Sebaris waktu telah berlalu mengikis kerinduanku yang syahdu biarkan tangis menderu sebagai saksi dari kenangan berlalu, Sejarah mengalirkan air mata membuatku ‎terdiam dalam kesepian yang nyata Aku menyulam hari dari keringat waktu Helayan nafas membuat aku terderu Sebab kesalahan yang membakar kedamaianku Engkau yang mengalir dalam doaku, setiap waktu akan hadir kerinduan yang mengadu, seperti malam yang selalu mendekap rembulan dengan rindu. muridku.... ‎pertemuan sudah berlalu dan perpisahan menumpuk rindu tawa hingga tangis sudah menjadi satu dalam hidupku, maafkanlah atas segala kesalahan yang naif dari hidupku sebab jika salahku masih seperti luka maka sepanjang hari perih kan terasa. Malul kertas juli - 27 - 2018