Posts

Showing posts from February 2, 2020

ENTAHLAH

Entahlah  malam ini aku merasakan kerinduan yang teramat tajam, mengingat kembali isak tangis tanpa dimengerti dan rindu sedang teruji Dalam satu sisi aku merindukan perubahan Bermetafora pada setip cahaya dan bunga-bunga Dimulai saat suara tuhan melipat kenakalan Subuh terasa asing Suara burung pun nyaring Kutunggu matahari sampai hancur berkeping Masih kuingat kehangatan saat berdamping Entahlah Menyebut namanya adalah keterbatasan logika Bermuara pada setiap lubang didada Hingga puisi runtuhkan hujan saat muisim  kemarau tiba Entahlah Adalah kehendak tuhan yang mesti dimengerti Bahwa kerinduan  datang untuk menguji Membelah segala arah,memetik buah rindu dari tumpukan waktu. Sabtu, pamekasan, 8 februari 2020 Malul kertas

LEWAT KATA

Malam ini aku akan bercerita tentang waktu Saat bintang itu datang hilang keraguan dengan serpihan kata yang menjulang Kata yang memiliki ruang sejarah Kupahat perlahan ruhnya kurasakn tubuhnya yang jauh dari cahaya tubuhku sandiri Ruang mediasi tempat ruh membajak matahari Teburan bintang kata-kata menebus tajam dalam palung, hilang gelisah dan resah bersama angin lewat suaramu yang merdu Lewat kata yang sederhana Hampir dari separuh jiwaku Seperti bulan purnama Meski sedikit  gerhana Baja tua buatlah seperti muda Jangan terlu cepat agar tidak cepat sampai Begitu dalam dua kalimat itu menyayatku Indah dan membuatku merasa malu Selama ini akselerasi waktu terus kupacu Tanpa kutau semua itu hanyalah serpihan debu Otak membeku, diam merasa lesu dan hidup terasa rancu Leburkanlah semua itu dengan perjalanan,lihatlah sesuatu yang baru karena keterbatasan seringkali membuat manusia tidak menyadari kehendak tuhan, Puisi indah itu sangat lembut menyapaku Membuat aku i

MALAM

Malam ini pekat sekali Segelas kopi nikmat sekali Menikmatimu penuh birahi Duduk digetirkan dengan bait terakhir puisi Melempar gelisah pada segelas air yang mati Disini kutemukan desah hujan kalangkabutan Menyulam angan yang terbawa ingatan Lampu dan bibir pintu selalu tau memupuk matahari  tumbuh dalam gelomabang dan gejolak yang selalu memilukan Hujan menghentikan langkah Hanya diam dengan pasrah Menunggu dengan sedikit gelisah Kapan gelap malam akan segera tergantikan Aku sendiri tetap menikmati gelap Seperti ilalang menusuk jalan pulang. Pamekasan 28 januari 2020 Malul kertas