Posts

Showing posts from February 28, 2021

SEMU

Merakit kasih didadamu Aku berlayar senandung semu  Pulang tanpa sedikit temu  Hujan menyisir mimpi  Merangkul derita berapi  Menjadi debu tinggal sepi  Terbatas kaki untuk berlari  berselimpung dingin nya puisi  Kepada angin biarkan aku sendiri.  Malul kertas  6 maret 2021

DERU HUJAN

Kasihmu pulang tanpa waktu Deru hujan dan doa rindu  Terselip dibawah senyum mu yang biru  Semesta melukis senja  Tanda luka mulai tiada  Tersandung kasihmu di dada  Sebuah isyarat yang bermakna  Hakikat sebuah nama telah sempurna  Terukir pada setiap debu yang menempel  Pada setiap jendela di kepala.  Malul kertas  Kamis, 4 maret 2021  Plakpak

PELUKMU

Luka-luka kamar tua pecah cahayanya menyusun Kata-kata yang berlari ke uluh hati Setajam belati mengiris dada dengan tumpukan kaca retaknya mimpi dan jiwa samapi gila  Sumpah serapah pada nasib yang buta pada asalnya menyulam serabut ingatan menjadi segumpal lampu kamar yang mewakili siang dimalam itu   Sampai pada aliran hujan di ubun-ubun ku sendiri menjadi sajak di musim hujan sedingin pelukmu diatas awan paling hitam. 3 Maret 2021 Malul kertas

SETUBUH

Setubuh dari puisi kita adalah dusta  Sebelum segala resah menjadi cinta  Segeralah usai dari sudut kota  Disudut itu tempat pecahan kaca dari jendela tempat senja dan mata penguasa mengintip jerit anak bangsa  Setubuh dari puisi kita hanya bicara  Busa lautan hanya tumpukan yang menakutkan  Selebihnya sisa kelemahan dan kedangkalan. 3 maret 2021 Malul kertas

RADIKALISASI PUISI

Sahut guyur hujan di sarungmu, terlepas segala dendam yang tajam Sekian detik dari waktu yang membuatnya rancu mengembalikan ke dasar sufisme paling syahwat Rupanya kedangkalan waktu telah melahirkan wacana gelisah sekaligus membuat lutut menjadi mampus Di usia mahasiswa radikalisasi halusinasi ke penetrasi paling ambisi Entah tentang puisi atau kantong jajan aspirasi para cukong pemilik kursi Harus segera diselesaikan klimaks puisi ini, jangan sampai subuh meninabobokan hasrat katarsis yang tertanam di tangan-tangan para petani  Kita tau hujan yang menimpa sarung mu adalah benih matahari bagai bintang di musim semi  Berilah ia nafas dari setiap sudut buku yang pernah engkau hafal agar tubuh telanjangnya bergaun bulan purnama. Selasa,2 Maret 2021 Malul kertas

EJAAN

Di altar tua atau di meja-meja mulai ku temukan ejaan diri sendiri dari alif hingga yaa'  Alat elektronik yang memperalat otak-otak manusia menjadi sikap,menjadi sifat hingga menjadi-jadi  Kopiah hitam penutup kepala,baju bagus penutup dada dan tumpukan buku yang bersarang di kepala aku kira segala kedengkian dan bisikan di balik telinga telah tiada nyatanya berakar mencengkram dengan sempurna Di langit dasar simpuh keningku bermunajat agar segala cinta tumbuh di hatiku bergembira bersama roh yang berselimpung di tubuhku. 28 Februari 2021 Malul kertas