Posts

Showing posts from November 17, 2019

Dalam sepi

Image
Aku paling merasa sengsara melihat senyummu terhempas karang ,aku paling merasa sakit melihat senyummu terbawa angin. Tariklah aku kemana saja engkau mau sampai senja enggan untuk pulang sampai pulang kembali dalam palung Melihat separuh dari wajahnya adalah anugerah dan batasan paling indah sampai pada titik senggama dalam dada terus membanjiri dengan puisi,ilusi dan mimpi yang kurakit dalam sepi. 22 november 2019 Malul kertas

Engkau

Engku adalah mediasi cinta pada tuhan dan memaksakan untuk tidak mencintai adalah dosa sebab zaidah zamzam zanit sebagai zakiah paling zarah Aku tahu tuhan maha cemburu maka mencintaimu adalah jalan mencintainya berilah aku sedikit senyuman akan kuzikirkan namamu dalam ingatan. Plakpak , 20 november 2019 Malul kertas

Malam setan

Wahai malam dengan desah para bintang Berkilau dalam gelap sebening cahaya rembulan,suara angin melambaikan pertemuan yang menyesatkan Kemarilah tuangkan nafasmu digelas teh ini tumpahkan seteguk demi seteguk dalam kerinduan yang terhampar Meski terasa hampa dibawah lampu nion raungan hasratmu menggetarkan ingatan, melepaskan kegelisahan yang menumpuk dikepala Ya.... Tuhan Malam setan berpesta pora dimabukkan asmara di biarkan bergerak tanpa kata, tibalah tawa yang menggelikan dan bau anyir dibawah lantai membawaku pulang dan mengembalikan ingatan terus mengawang. Plakpak 25. Oktober 2019 Malul kertas

Dalam bayangan

Dalam bayangan saya engkau bukan milik siapa siapa, sampai pada bayanganya pun saya merasa cukup memilikinya Lega melihat sabit rembulan di bibirnya menyibak sepi dalam ramainya pertemuan Dan pertikaian yang saling menyembunyikan isyarat kerinduan tlah hadir sebagai mimpi yang telanjang Hadir dalam kesederhanaan yang sempurna menghentikan kata kata sebagai gelombang ingatan mengakar dan menjalar disetiap nalar. Pakong, 18 november 2019 Malul kertas

Terbuai keinginan

Aku sebagai aku tidak memiliki keinginan dan engkau sebagai engaku tidak memiliki keinginan hanya saja tuhan menguji dengan keinginannya dan kepada siapa saja yang akan dikasihaninya Serangkai puisi yang semerbak kepermukaan, menyeruak dalam segala arah memberikan seribu makna lantaran pemilik pintu tak sama Keinginan selalu menjadi persoalan dalam setiap detakan terdapat celaan dan pujian dua makhluk inilah yang sering menghilangkan arti dari kehidupan. Plakpak, malul kertas 2019 2019

Bunga rampai jelaludin rumi

Bunga rampai hendak berkunjung di dadaku menanyakan isyarat tentang gemuruh hujan yang datang saat musim kemarau Letih terasa angkuh memikul gelisah Menyapa angin tanpa air hujan yang basah Serentak bunga rampai semerbak menyisir darah Kekasih yang haq bertebaran ke angakasa menjadi udara dan samudra bergelombangkan tuhan disetiap detakan Pikiran selalu mengasah jawaban meski tanpa rasa yang dalam ku urai dengan tajam, biarlah seperti pisau tanpa hati membelah setiap persoalan kehidupan Bunga rampai selalu tajam pada setiap tangan yang serakah ,duri ditubuhnya adalah kematian, semerbak bau tubuhnya adalah kerinduan dan keberadaanya adalah ujian. Pammasan,kamis 14 november, 2019 Malul kertas

Selembar mimpi

Siang itu saat tuhan menggenggam ruhku segumpal jasad terpulas diatas alas, suara memanggilku dengan merdu dia akan kerumahku Diatas tanah kudapati seoramg guru iya membawa putranya mengajariku memahami tentang sesuatu sikap teladan dan rendah hati membuka hatiku berkaca pilu Sikapku selama ini tidak seindah itu menjelang ketiadaan yang parau melibatkan ketidak sempurnaan, akal skeptis membawaku keruang apatis gemuruh suara angin tidak realistis Dalam mimpi semua bisa saja terjadi Tanpa melibatkan siapa saja kecuali yang abadi. Paemmasan, 17 november 2019 Malul kertas