Posts

Showing posts from August 29, 2021

ABU

 Ada sejarah yang terbakar dalam tubuhmu coba lihat kembali, sebelum menjadi abu yang terbawa angin.  Malulkertas

PENTING

Melihat langkah kaki dan busa pembicaraan rupanya sangat memuakkan bukan?! Lebih lagi ia adalah orang yang menyimpan beberapa kepentingan dan senyumnya merupakan senjata untuk merampok  Kepentingan memang sudah banyak kita temukan di setiap diri masing-masing, menyampaikan kelebihan dan keunggulan yang esensinya hanya nisbi  Merasa penting adalah racun yang tumbuh dalam hati, bakarlah ia sampai menjadi abu, menjadi mimpi agar pongah tertunduk malu menatap wajahnya sendiri ke tanah  Yang terpenting kita merasa tidak penting karena yang terpenting sudah tidak dianggap penting.  Malulkertas 04 September 2021

RISAU

 Rembulan tenggelam di matamu aku mulai berteduh pada sepasang kangen yang ingin ku paku disepanjang pintu, agar setiap pulang kutemukan damai di lesung pipimu  Begitulah waktu yang terus kupacu, melambaikan tangan serta kecupan yang abadi saat aku mulai sepi dan tanpa arti. Malulkertas  04, September 2021

SUARA

 Hanya boleh aku nikmati sendiri selebihnya biarlah kau temukan sendiri, suara sistem perguruan tinggi tampaknya enggan mengandung pertanyaan dan gendang telinga muak dengan gemuruh perdebatan Yang terjadi budaya pungli dan monopoli hirarki, bagaimana aku bisa diam melihat lorong panjang berlubang, menyaksikan genangan air hujan penuh dengan lumpur dan liur  Setiap hujan yang runtuh tepat di kepala mahasiswa adalah samudera yang mesti di gagas gelombangnya diselami dalamnya dan dinikmati esensinya  Setiap kepala yang ditusuk hanya boneka sandiwara, satu kepala yang terpilih akan sama saja tidak terkecuali aku sebagai serdadu getir rupanya saat pertanyaan menumpuk dikepalaku  Tunggulah sebentar lagi hujan reda, maka tidak ada satupun payung yang akan kita gunakan lagi, berteduhlah dibawah langit yang biru sebab matahari telah menunggu.  4 September 2021 Malulkertas  In the kos

POHON SIWALAN

Diatas meja kopi, berbicara dengan isyarat detak jantung berdebar semerbak kembang mawar menjalar dan mengakar  Telah tumbuh dihatiku mengembalikan ingatan bahwa ilalang tak lagi tumbuh diladang. Meja kopi sembari ngobrol abadi, dihtiku menjulang pohon siwalan mengikat tanya siapa yang akan menampungnya, setelah hujan runtuh diatas dahan pohon Siwalan. Malulkertas 3 September 2021

PUAN

Dibawah langit puan menahan diri  Kepada waktu ia bersembunyi lalu menyimpan rahasia sedang kasih sementara akan menjadi Pada malam yang kutanyakan  Senyum adalah jawaban bagai tabir tebal masa silam, arah angin terus berputar kearah sembilu dibalik pintu  Rupanya hal semerbak adalah palsu,rumput yang tumbuh didadanya hanya sebatas taman sandiwara dan kerling matanya hanya sebatas iya  Lidahku terikat namanya  Matanya mengikat hatiku Dadaku terdesak senyumnya  Pulang tengah malam berbuah mimpi yang jatuh saat subuh mulai pergi. Malulkertas 3 September 2021

DARI FA'HINGGA RA'

Dari fa' hingga ra'  Adalah sudut yang tersembunyi  Menyimpan genangan mimpi  Saat lelap hanya sebatas sepi  Dari fa' hingga ra' Sebelum menjadi ingatan hanya sebatas gurawan tiga suara para kekasih tuhan ditengah seduhan kopi tengah malam  Dari fa' hingga ra' Tidak seperti kalimat yang sempurna sebelum hadirnya harokat fatha dan kasroh sifat dan senyumnya mengisyaratkan makna bahwa kalimat sungkan menampungnya Kebenaran seringkali yang tak terlihat,yang tak terdengar hanya sebatas pintu yang terbuka saat kita melakukan ritual kemanusiaan lalu yang tersisa hanyalah petikan anggur yang memabukkan. 30  September 2021 Malulkertas Plakpak