Posts

Showing posts from December 1, 2019

TIGA MAKHLUK TUHAN

Bau kenyataan telah hilangkan rupa dan hati manusia mulai melepuh dan beterbangan keangkasa Mata dan telinga menjadi angin yang terus menjajah ketiadaan berwuduj sementara Suara lantang dan keringat melawan matahari menjadi saksi perbudakan pada diri sendiri Kesucian air mata selalu menjadi senjata untuk iba pada tuhan yang tau segalanya, Seakan-akan ada kegembiraan yang tidak digembirakan tuhan yang terus dijadikan semboyan Ah.... Masih muda Tuhan sangat penyayang Tuhan maha pengampun Tuhan maha segalanya Kesadaran adalah malaikat yang bergelantungan dan penyesatan selalu berjalan berdampingan dengan setan lalu kita dimana? Segumapal daging yang dinubatkan tuhan sebagai makhluk paling sempurna banyak melibatkan perselisihan antara ketiga makhluk tuhan Panggung sandiwara telah dimulai masing-masing menjalankan tugas dengan baik dan penuh siasat karena dalam pertunjukan retorika harus diperlihatkan agar penonton terkesima dan ikut arus dalam permain yang menyesatkan,

TEMU

Pertemuan sebatang angan yang bergelantungan dialtar berdebu Senyuman menjadi satu dalam dekapan yang tabu. Plakpak, 22 oktober 2019 Malul kertas

PADA TUHAN

Pada tuhan aku mengadu Pada sepasang ilalang Gontai resah lalu hilang Pada tuhan aku pasrah Pada sebatang pepohonan Terdapat retorika istimewa Pada tuhan aku telanjang Pada serpihan kata dan kain Telah merumuskan canda Pada tuhan aku mengeluh Pada setiap kehampaan yang terus menjajah Melipat aku subuh Pada tuhan segala wajahku akan kembali menjadi keabadian yang terus mengalir dalam kehendaknya. 20  oktober 2019 Malul kertas Lesong

LAUTAN

Aku malu pada laut yang tengah mengurai puisi Aku malu pada kejernihannya dan angin yang berlari ditengah tubuhnya menghadirkan badai Buih ditepi pantai memenjarakan sepi dan membungkam kemanusiaanku, kejernihan dan kedalanmanya memperlihatkan tuhan Lautan yang begitu dalam adalah kemerdekaan sejuta nafas tengah diburu para nelayan. Malul kertas 2019

SECARIK ILUSI UNTUK NEGRI

Secarik ilusi untuk negri Malul kertas Banyuanyar Hempasan debu sudut kota melahirkan bahasa tanpa ayah, tumbuh dan berkembang dalam belaian ibu kota yang ramai dengan hura-hura dan janji tanpa makna Bekas pantat perempuan perkasa banyak menjadi rebutan para ayah yang akan banyak melahirkan penikmat kekayaan dari tangis para perani Mulai tumbuh secarik ilusi dari hatiku tentang tanah ini, tanah yang menggupmpal dari noftah ideologi yang dihilangkan arah, desah orgasme diatas mimbar bertelanjang diri dengan cinta yang tidak sempurna Bercinta dengan tuhan ternyata lebih penting dari pada bercinta dengan diri sendiri yang menghilangkan tujuan kesejahteraan dan cinta yang pulang saat senja mulai mengarang Kemanakah kemesraan para ayah pada kalimat yang dilahirkan dari rahim sejarah?, tentang darah juang dan revolusi yang merenggut banyak peristiwa Teka-teki revolusi membingungkan hingga saat ini, banyak yang merasa benar dengan perbedaannya, tanpa tau bahwa orang asing tertaw

HAMPA

Sekilas ingatan menggema Menghalau nasib bulan purnama Mangalir ke arah mimpi yang pecah Saat matahari mulai kehilangan rupa Bunyi bising dari tanah melekat dalam ingatan sayat-menyayat pembicaraan melukai kesetian Hampir dari setiap sudut senja melampiaskan dendam, ingatan kembali mengawang ke angkasa menyempurnakan sepi yang dilahirkan oleh tangis yang menyendiri. Plakpak 11 oktober 2019 Malul kertas

SEPUCUK BUNGA MAWAR

Sepucuk bunga mawar bercerita tentang waktu, ia melambaykan tangan pada hujan sebagai awal dari tumbuhnya perjumpaan Kisah mulai mengakar Mimipi terus menjalar Menguras kelelakian yang memudar Malam itu sebuah kalimat bersembunyi dibalik suara rembulan, mengisyaratkan tentang kerinduan yang datang tanpa diundang Datang dalam perjamuan,berdua melepaskan keinginan,saling menyuguhkan senyuman dan tusukan mata yang tajam membelah kebekuan Bunga mawar mekar dimalam hari kudapati aroma yang semerbak dan kerinduan ditubuhku tertusuk ilalang saat malam mulai menenggelamkan aku dalam lambayan tangan terakhirku. Plakpak.23 oktober 2019 Malul kertas

DESAH HUJAN

Selamat malam kisah yang tak lagi pasrah Malam memuai jalan satu arah berdarah Melampiaskan angan pada senja tanpa keinginan Perjalanan dibenturkan angan seperti angin menyentuh tubuhku dengan dingin, tawa terbawa desah nafas yang membakar akar kerinduan hilangkan satu persatu terik rembulan Luka dari darah ingatan yang memanjang terus mengalir dalam lipatan mimpi yang sepi, engaku menghentikan detak suara didadaku dan membelenggu seluruh tubuhku diatas air kita bersatu Desah hujan mengalir deras di pundakku dan melumat senja dibibirku, menghilangkan semua angan kecuali kenikmatan yang tersisa dalam pelukan yang tajam Selamat malam aku tinggalkan rembulan berteduh sendirian, agar kebebasan masih terus menjulang saat hari mulai telanjang. Pamekasan,24 ,oktober 2019 Malul kertas

PERJALANAN

Perjalanan yang begitu panjang Seribu gamang menghadang Derai mimpi terus telanjang Saat aku berjalan menemui tuhan Tuhan berlari menemuiku Aku berlari menemui tuhan Tuhan bagai angin memelukku Lorong panjang adalah guru yang terus kupandang Dijalan yang ramai hukum tuhan bergelantungan, Aku menyaksikan sujud mereka yang tertawa diatas dipan yang gelap dan bertelanjang diri menghadap langit Mendekti keinginannya pada tuhan yang amat pengasih, penyayang Wahai tuhan aku adalah benda kecil yang mungil juga menggemaskan ,banyak dibalik kesempurnaanku adalah buah bibir yang bergelantungan dan pisau yang mengiris ingatan Kalau bukan karena rahmatmu aku remuk dan terhempas angin musim lalalu, maka dari itu segala resah aku pasrah disetiap arah Alunan musik dan tarian yang mengemaskan Mencuri metafora yang berdetak kencang didadaku Seperi rembulan sedang memakasaku membuka baju. 30 november 2019 Malul kertas

DIBALIK TABIR BULAN PURNAMA

Sebuah mimpi yang datang dengan telanjang Mengusik kedamaian jiwaku, menggertak lautan dalam dada bergelombanglah seketika namamu dalam setiap aliran darahku Malam tengah berjalan berkaki panjang,bertubuh awan dan bermata rembulan seketika rupamu terus terurai dengan tajam Menembus semua lubang permukaan jiwaku tidak ada satupun jalan buntu, ia seprti air yang terus mengalir menuju hilir tanpa akhir Dibalik bulan purnama secarik awan menjadi dingding saat engkau melepaskan senyuman dan kata cinta yang dilantunkan tanpa suara Tetapi getaran cintamu membuat aku mengerti ilalang dalam mimpi apapun bisa terjadi Tuhan menitipkan rindu begitu abadi. 23 november 2019 Malul kertas

PERCAKAPAN SUNYI

Dipagi yang buta Aku terbang keangkasa Melewati segala lubang yang tertata Percakapan sunyi didadaku Menawarkan jalan yang jitu Tahanlah, jangan biarkan binatang buas didadmu menghancurkan tubuhmu Entah harus aku salahkan siapa? Tuhan dan kehedaknya adalah rupaku yang digariskan olehnya Percakapan sunyi melahirkan pelangi membuka Dua pintu lalu menganga mengisyaratkan pertemuan dua sungai bergemuruh dalam satu keinginan, basah tumapah ruah. 30 november 2019 Malul kertas