TIGA MAKHLUK TUHAN
Bau kenyataan telah hilangkan rupa dan hati manusia mulai melepuh dan beterbangan keangkasa Mata dan telinga menjadi angin yang terus menjajah ketiadaan berwuduj sementara Suara lantang dan keringat melawan matahari menjadi saksi perbudakan pada diri sendiri Kesucian air mata selalu menjadi senjata untuk iba pada tuhan yang tau segalanya, Seakan-akan ada kegembiraan yang tidak digembirakan tuhan yang terus dijadikan semboyan Ah.... Masih muda Tuhan sangat penyayang Tuhan maha pengampun Tuhan maha segalanya Kesadaran adalah malaikat yang bergelantungan dan penyesatan selalu berjalan berdampingan dengan setan lalu kita dimana? Segumapal daging yang dinubatkan tuhan sebagai makhluk paling sempurna banyak melibatkan perselisihan antara ketiga makhluk tuhan Panggung sandiwara telah dimulai masing-masing menjalankan tugas dengan baik dan penuh siasat karena dalam pertunjukan retorika harus diperlihatkan agar penonton terkesima dan ikut arus dalam permain yang menyesatkan,