KATASTROFE
Awal dari sekian banyak kerancuan bumi seperti biasa berselimut dingin tidak ada pemikiran sebagai acuan kehangatan Tiba-tiba angin berhenti menyaksikan tulang sumsum membeku, kembali seperti semula membual dan pergi tanpa peduli Riak gelombang asap tembakau ikut melampiaskan dendam setelah membiarkan angin merebut aroma dari tubuhnya, terpaksa harus ikut arus alam seperti masyarakat yang tercekik aturan Ayat-ayat pisau menyayat siapa saja dan apa saja selagi mengenyangkan, apa lagi Saat ayat-ayat itu menghunus dada masyarakat pinggiran, tak berdaya terpaksa berbaring resah kelaparan Untung saja kecerdikan masih tersisa, sudah banyak yang tak percaya konspirasi esensi peradaban dunia dimana yang kaya berhak menentukan apa saja, sisanya biarlah orang lain menderita Kita yang masih bertarung salah dan benar berhentilah sejenak mari kita saksikan nuklir peradaban berganti buku dan isu mediasi tertinggi adalah tekhnologi jalur cepat merubah segala ambisi, propaganda paling kejam adala