SKETSA
Pernah sekali aku melihat kaki di kepalaku sendiri, iya melangkah sesuka hati tanpa tau di jalan penuh caci maki, langkah semakin licin dan anyir dari sisa kotoran memenuhi seluruh badan.
Deru tangis tanpa suara menjadi saksi getirnya peristiwa, dari teka teki manusia datang meludahi dan bangga terhadap diri sendiri
Menunjukkan jalanku sendiri, membetuk dan membabat hutan masa kanak-kanak mestinya perlu disyukuri.
Kembali mulai ku baca sketsa dikepala, rumor paling bijaksana tempat menimbang sedih dan bahagia.
14 juli 2021
Malulkertas
Comments
Post a Comment