Indonesia

barulah aku mengerti derai darah dan suara lantang dari nenek moyangku
sabda-sabda pahit menyulam jiwaku agar kelak aku mengerti betapa paraunya perjuangannya

Bumiku subur karena pupuk darah dan airmata membasmi sekelompok hama dari penjajah, bahkan nyawa sekalipun adalah barang tukar yang murah

Seiring waktu melanjutkan usia,rupa kerupa mulai berubah dari tangis dan takut menjadi tawa dan bahgia tiada tara

Tanpa melihat hama baru dari kapitalisme,rasisme,pluralisme dan liberalisme hanyut dalam mengolah negri ini dengan melepaskan nasehat para terdahulu,

hingga agama tak sekalipun berarti dalam hidup ini, hanyalah keindahan dan pemuasan nafsu menjadi lebelitas dalam kehidupan sehari-hari,.

Rakyat kecil hanya memanjangkan puisi dalam doanya, tangis dan takut kembali menghantui gubuk kecilnya

Adakah para penguasa menjadikan tangan kanannya yang sempurna sebagai janji yang yang terucap diatas mimbar kekuasannnya.


Malul kertas
07 januari 2018
Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI