Diranjang kematian

Kehidupan adalah kematian yang terus hidup
Seperti air mata langit yang menembus tahan,  ia tumbuhkan cerita yang baru dalam ruang dan mimpi yang terus berlalu

Suara tangis menggema
Dan air mata mengalir
Mengurai nafas terengah-engah

Lalu darah saudaranya mengalirkan seribu doa dengan sesaji bumi sebagai cahaya dan tangga terlepasnya luka 

Tujuh hari mengurai cahaya
Melebarkan tanah kedalam tanah yang sunyi sebab kesendirian adalah tangis yang menjerit tanpa henti

Darah yang mengalir menyuluhkan
Air matanya, menggali tanah yang sempit dan luka yang terus bersuara

Kematian telah tiba wahai saudaraku
Tiada mata dan telinga yang menjadi isyarat
Kedatangannya, dengan tiba-tiba ia menjemput tawamu dan membawanya keangkasa

Kematian adalah suatu yang indah bukan?!
Keramaian pasti menunggu didepan pintu rumahmu
Meramaikan salam perpisahan yang abadi
Hanya terbekali kisah retorika dalam degup jantungnya sendiri.


Lihatlah mereka yang sedang menyaksikan kematiannya yang sekian kali
Maka Bersiaplahhhhh....
Menjumpai takdirnya sendiri


Malul kertas
Rabu 1 mei 2019

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI