Rebahlah aku

Nimbrung senyuman
Kurelakan mataku melihatmu setiap waktu
Meski suaramu menghujat halilintar

Pecahkan kesepian yang menakutkan neraka dunia masih terasa nikmat dan surga masih dalam tangis yang menjerit dalam sepi

bagaima pun ada darahku yang mengalir ditubuhnya
Langitkan tubuhnya bersama matahari dan purnama agar bintang terlihat terang didadanya

Bekerjalah wahai sunyi disini sepi menyediakan sebuah labirin tentang seribu nasib yang masih belum ditempuh oleh nafas yang bergelantungan dipersimpang jalan

airmata terbiasa mengalir lalu mengering membekas sebuah cerita yang melegakan dada lalu bersimpuh pada tuhan maha pemberi segala arah, seraya berkata yaa tuhan aku gelandangan,pelacur dan penipu maka tibakah saatnya kegembiraan sama dengan apa yang kau gembirakan

Seringkali keindahan yang tersusun membuat hati semakin mendayung kedasar kehangatan amarahMU, lalu tibakah aku berlayar dalam puisi indahmu ,langakah yang teramat curam ini masih becek dengan darah dan tangis mereka yang pernah ternodai

Aku biarkan derai nafsku sendiri berlari temukan keindahan dalam sunyi sebab keramaian masih saja telanjang dan membutakan keindahan jalan

Wahai tuhanku gendonglah aku seperti ibuku dengan gembira mengasuh dan menciumku dan setiap kejengkelan didadaku iya mengusap dengan lembut agar kesesatan tak bertengker dalam jasadku.


Malulkertas
5 maret 2019

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI