Ghibah

Sarapan danging mentah saudara kita sendiri seprtinya manusia mulai meyakini keberadaannya dalam kesendirian dan keangkuhan yang panjang.

Setiap pagi menatap lorong panjang pintu harapan agar diketuk sampai telanjang ada tempat memulaskan diri untuk mengayunkan mimpi entah mau berapa lama manusia hidup sendiri

Dalam keangkuhannya
Dalam kecerdasannya
Dalam kebodohannya
Dalam saku celananya
Dalam malam samapi helay nafas terkhirnya

Sering kali bangkai saudara kita sendiri
Kita lahap tanpa arti bahwa ada api yang  terselubung dalam jiwanya sendiri

Kita lupa dengan kenikmatan yang sementara terus tertawa meyakini bahwa ini bahagia bukan kesedihan yang terus dipelihara

Lalu kemana iya akan pulang?
Tuhan telah mengias rumah mewah sebagi janji bagi yang merelakan airmata menjadi muara tuhan menyediakn arak ,susu dan madu agar tidak haus selamanya

Lalu kemana iya akan pulang?
Tuhan telah memahat rumah dari jeritan api yang mendidih dan tumpukan binatang-binatang buas yang mamapu merobek tubuh manusia yang melepaskan tawa didunia

Melahap bangkai saudara adalah kebahagian yang jauh dari airmata.


Malul kertas
2019

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI