KEMARILAH

Kemarilah peluk kembali asap yang pulang kemaren sore, senja sedang muntah dan malam mulai enggan menceritakan waktu

Meski permintaan menjadi hujan yang diharapkan tanah gersang agar rerumputan menjadi hijau dan lebat memenuhi pelupuk mata

Maaf jika tidak sempat mejadi kata yang sempurna, saat ini ada cerita yang ingin mengeram sebentar memperhatikan bulan purnama yang mulai menghilang selembar demi selembar

Dalam satu hari entah berapa ribu rasa yang pecah dan tumpah pada setiap akar waktu mengakar dan mencari takdirnya sendiri seakan tuhan telah menyediakan semuanya dengan sempurna

Aku berlari meski kurang mengerti karena kaki berbicara bukan seperti hati kehati ia lebih seperti angin yang hanya bisa ditampung dengan akhir takdirnya sendiri

Kemarilah katakan pada sunyi bahwa tidak ada cerita yang paling indah selain rindu kata seorang penyair seperti itu ,meski aku sendiri juga belum mengerti.







Malul kertas
11 mei 2020
Plakpak


Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI