PUNGLI

 Budaya pungli kok di pelihara 

Banyak isak tangis yang kudengar dari bawah tanah tempat para cukong kongkalikong 

Kursi-kursi yang rapi mengatur rotasi bumi menahan gelap dibawah lampu suap menyuap 

Kebijakan hanya untuk yang dapat diambil untung meski terlihat jelas bodohnya, apalah arti mereka yang disangka tak bisa berbuat apa apa 

Pola pikir yang terjebak hanya dipenjara dalam kalimat sami'na watho'na yang arah dan konteksnya dikaburkan entah kemana 

Maka jangan heran apabila jargon yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin kehilangan nyawa 

Jika dari usia dini anak-anak sungai itu tercemari limbah pungli, ketidak adilan dan diskriminasi maka jangan heran apabila suatu saat akan membanjiri kotanya sendiri 

Mereka hanya duduk di atas batu-batu dengan kepala terikat, tangan-tangan mereka dipaku dan kaki mereka dibiarkan berjalan sempoyongan sebelum kepentingan berhasrat memperdayakan 

Tidak perduli dengan penderitaan dan jerit tangis di balik pintu, yang penting uang terus menjulang dalam saku 

Satu keterlambatan sepuluh ribu, dua keterlambatan dua puluh ribu tiga keterlambatan tiga puluh ribu Sampai batas janji yang diancam punglisasi 

Aku melihat anak-anak sungai mengalir air mata nya dengan gemuruh ia berkata "biar semangat saja", "biar tidak lalai", "biar cepat selesai". Aku geli mendengarnya dan melihat perut mereka menjadi isi kebon binatang 

Aku merasa heran apakah tidak ada jalan lain yang lebih menarik dan mendidik yang lebih menghaluskan perasaan kemanusiaan?! 







Malulkertas

12 September 2021


Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI