SIWALAN

 Rasanya waktu tak berpintu lagi

Matahari hanya sekedar pergi 

Resah ingatan berlalu sepi


Nutfah siwalan legit dalam ingatan

Angin dan awan sering berlawanan

Melihat pujaan menuntut ikatan 


Bebatuan menyimpan gelisah 

Di persimpangan jalan telah lama menuai pasrah, aku terampas hilir takdir sebagaimana angin teramat ingin 


Menjadi sepasang lengkung janur kuning, meniupkan seruan doa-doa di kening,ritual gembira dengan sesaji bumi pingsan diatas dipan musim semi.






Malulkertas

29 Oktober 201

Tampojung tengah




Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI