INTUISI

 Sehabis puisi ditulis apakah aku sudah merdeka, tentu juga tidak. Puisi hanya wacana dari kegembiraan atau kegelisahan yang ditunggu mayatnya

Sore itu hujan begitu lebat, membajiri setiap celah tanah yang berlubang, isi kepala terasa berat menanggung waktu dengan buah bibir yang lezat sekali pun keparat

Apalagi mimpinya anaka-anak ikan dan dua anak burung yang kembar, untung saja itu bukan milikku ia milik sebuah isyarat agar tidak lagi menikmati hujan saat senja

Malam tiba lalu datang bulan, siapa yang tak tergugah dengan gaunya yang merah  wacana sederhana pasif bahkan impulsif

Tuhanku yang agung, aku mendengar dari ketulianku, aku melihat dari kebutaanku dan aku merasakan dari kehampaan demi kehampaan

Paling tidak cahaya-MU terus melampaui segala kenakalanku. 




Malulkertas 

4 juni 23

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI