BERBAHAGIALAH
Pernah sekali ingatanku di isi puisi
Oleh kekasih saat dudukku masih dibawah lampu, segala dialektika adalah sebuah persoalan hidup yang tak usah terlalu di perdebatkan
Kebahagiaan dan kesedihan pada hakikatnya adalah saudara yang saling mencintai maka segala bentuk manifestasi waktu hanya kamuflase dari detak arus sungai tuhan
Jika ada yang menyakitimu, jangan pernah bersedih karena masih ada sahabat yang mencintaimu
Jika sahabatmu masih menyakitimu, jangan bersedih karena masih ada keluarga yang peduli padamu
Jika keluarga masih juga menyakitimu, jangan pernah bersedih karena masih ada pacar yang terus setia menyayangi mu
Jika pacar masih juga menyakitimu, jangan pernah bersedih karena masih ada dirimu sendiri yang selalu mengerti dan tulus mencintai dirimu sendiri
Jika diri mu masih kecewa dengan dirimu sendiri juga jangan pernah bersedih karena masih ada tuhan yang cintanya tiada batas untuk mu, dialah sebaik-baik kekasih yang terus menerus mencintaimu tanpa pamrih dan balas kasih
Begitu berharganya nafas masih di izinkan untuk menunaikan hukum hidup di sekam kehidupan, rupa dari segenap semesta adalah jalan menuju pertemuan yang dirindukan.
Berbahagialah wahai engkau yang sedang berteduh dibawah lampu tuhan, menarilah disepanjang malam buatlah bulan purnama ingin berteduh dihatimu dan berjalan menuju jalan pulang.
Pamekasan, 24 Agustus 2021
Malulkertas
Comments
Post a Comment