MUNAJAT
Sore dan segelas kopi yang kupinang dengan puisi, manisnya bermunajat,pahitnya menjilat ingat,seraya menarik kembali waktu tempohari.
Kudapati puisi bersujud diliang hati pola ilalang yang sumbang tanpa irama atau sersadu yang lahir tanpa ibu
Adakalanya pengantin perpisahan kita sulam menjadi rembulan yang sinarnya mengantar gelap, memintal doa dari keringat lelaki perkasa dimeja usia
Diatas meja kita saling menafsirkan arah, meramu tanggal yang tunggal, merapikan tempat tidur dan mimpi yang kabur
Jelasnya tenangkan saja hatimu, biarkan tuhan mengelus lembut kepalamu Kita benar-benar telah ditunggu.
Malulkertas
28 feb 23
Bezkem
Comments
Post a Comment