KOPI
Seribu inspirasi memuai ilusi
Memeras senja saat hidup mulai sepi,
Hendak kemana ingatan akan berlari saat segelas kopi menghentikan peradaban kata dan segumpal rasa
Pelarian semakin jauh usianya diatas altar tuhan tempat matahari bersujud ramah dihadapan tuhanya
Senyum sinis para penyair
Merebut purnama sebagai gelandangan yang jauh dari air hujan
Gersang terlihat girang melerburkan ingatan seperti debu satu persatu menjemput waktu, sebagai abdi hendak kemana angin membawa pergi
Seruput pagi ini nikmat sekali
Warna gelap dalam gelas mengembalikan tangisan tahun lalu bersama rindu yang dituduh pelangi sebagai kematian yang sunyi
Disini masih ramai dengan dentuman gitar dan suara sahabat karib malulku, terbayang sumringah dipipinya tentang sepasang ingatan yang ditinggal dijantung kota
Sekali lagi masih tentang kopi dan seribu insprirasi adalah rahim puisi yang membenturkan peradaban kata menjadi mutiara diasetiap langkah kita
Samapai saat ini hujan masih belum lelah merangkul bumi,merangkul nafasku dan merangkul sahabatku sebagai makhluk tuhan yang teraniaya tawa.
23, februari 2020
Pamekasan
Malul kertas
Memeras senja saat hidup mulai sepi,
Hendak kemana ingatan akan berlari saat segelas kopi menghentikan peradaban kata dan segumpal rasa
Pelarian semakin jauh usianya diatas altar tuhan tempat matahari bersujud ramah dihadapan tuhanya
Senyum sinis para penyair
Merebut purnama sebagai gelandangan yang jauh dari air hujan
Gersang terlihat girang melerburkan ingatan seperti debu satu persatu menjemput waktu, sebagai abdi hendak kemana angin membawa pergi
Seruput pagi ini nikmat sekali
Warna gelap dalam gelas mengembalikan tangisan tahun lalu bersama rindu yang dituduh pelangi sebagai kematian yang sunyi
Disini masih ramai dengan dentuman gitar dan suara sahabat karib malulku, terbayang sumringah dipipinya tentang sepasang ingatan yang ditinggal dijantung kota
Sekali lagi masih tentang kopi dan seribu insprirasi adalah rahim puisi yang membenturkan peradaban kata menjadi mutiara diasetiap langkah kita
Samapai saat ini hujan masih belum lelah merangkul bumi,merangkul nafasku dan merangkul sahabatku sebagai makhluk tuhan yang teraniaya tawa.
23, februari 2020
Pamekasan
Malul kertas
Comments
Post a Comment