Semut
kisah perjuangan melawan ketidak adilan, membusungkan wajah kelangit mengintip berita dan bersuka ria,
Siang dan malam sebagai baju dari waktu, ia tak berhenti bernafas mencekik kegelisahan rakyat yang terselubung dalam tanah,
Hanya semut-semut kecil yang dijadikannya puisi sebagai desah nafasnya.
Tetap mencangkul ladang
memancing hujan, hanya
untuk menyambung
Ruh yang bergelantungan.
Semut-semut tetap menggali tanah sebagai rumah kematian dari ketidak adilan, sebab semua indra penguasa tak lagi mengetahui keberadaanya.
Malul kertas
05 november 2018
Siang dan malam sebagai baju dari waktu, ia tak berhenti bernafas mencekik kegelisahan rakyat yang terselubung dalam tanah,
Hanya semut-semut kecil yang dijadikannya puisi sebagai desah nafasnya.
Tetap mencangkul ladang
memancing hujan, hanya
untuk menyambung
Ruh yang bergelantungan.
Semut-semut tetap menggali tanah sebagai rumah kematian dari ketidak adilan, sebab semua indra penguasa tak lagi mengetahui keberadaanya.
Malul kertas
05 november 2018
Comments
Post a Comment