Suasana yang najis

Akan saya bacakan kembali waktu itu
dalam suasana yang najis
gubuk tua mengendap percakapan bersama pelangi, ia terlentang pasrah mengunci cahaya matahari agar hujan runtuh bersama ilusi.

Begitulah pesta kecil-kecilan dimulai
melepaskan satu persatu angan yang
telah lama menumpuk perbukitan.

Malam telah basah dengan mimpi yang pecah, seakan enggan melepaskan ingatan karena percakapan adalah benih kerinduan yang malang.

Dalam suasana yang najis
kerinduanku terkikis
lalu semerbak anyir
menempel ditubuhku,
Ia berkristal lalu meninggalkan
kematian.

Penyesalan selalu menjadi waktu yang berdetak kencang, meronta agar cahaya matahari kembali menempel di wajahku.



Malul kertas
25 november 2018
   
   
   
 

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI