Saya

Saya turut menghafal warna senja dan pelangi yang gila,menumpuk waktu dari sampah dan kotoran yang serakah

Saya ditanya kenapa kau berbeda?? saya jawab karna saya bukan lah pagimu dalam soreku, saya tak lagi satu arah tentu persimapangan jalan melukai anak jalanan

Rumah tua masa silam terbangun dari mimpi dan aroma mawar yang telanjang, bersaudara dengan warna darah adalah keberanian yang tak kenal usia

Saya lukis kembali luka-luka di jantungmu menanah dan anyir menyeruak dalam rongga nafas saya

Bulan masih terang saya kembali menanam senyuman tak terduga, saya tertahan dalam rumah dan tergantung,tak satupun ada yang tau bahwa kematian tertanam dijiwa saya

Pulang dalam arwah gentayangan menggaris pelangi dan saya gantung di dingding kamar, kematian membuat saya bebas menghampiri siapa saja yang saya suka termasuk pantulah cahaya sehabis hujan, meski tak berupa membuat saya menjadi warna rahmat yang tuhan titipkan

Keindahan begitu sangat saya dambakan berupa maaf lahir dan batin terucap dari semua insan dan kau, hingga saya terlihat hidup kembali dirumah mimpi.

Begitulah tuhan memberikan banyak cara dalam bercinta agar kita tau bahwa kebersamaan adalah keindahan yang tuhan titipkan.,

Namun......
Kebencian membuat saya semakin mencintai perbedaan, rumahmu akan segera habis ditelan senja maka pulanglah disana engkau ditunggu ayah dan bunda.


Malul kertas
September 2017

Comments

Popular posts from this blog

SENGKUNI

TANDA

SAKSI-SAKSI