Posts

Showing posts from 2021

REALITA

 Sehabis puisi itu pecah di kepalamu  Secangkir kopi hanya menganga  Melihat kenyataan yang baru saja usai  Di meja makan.   Malulkertas 26 des 21

SENJA

 Senja dengan kepribadian nya yang unik selalu membawa lelah untuk dilahirkan kembali seperti pagi yang menjelma matahari.  Malulkertas 26 des 21

BACALAH

Jangan lupa teruslah membaca  Agar bisa menyampaikan isi kepala  Pertikaian seringkali terjadi karena ulah  Ketidak mengertian diri  Persoalan sering datang bertubi-tubi  Membawa ke sudut pandang tak bertepi  Sebab semua kepala merasa benar atas kepalanya sendiri.   Malulkertas 26 des 21 Persoalan sering datang bertubi-tubi 

PETANI

 Setiap petani mencangkul harapan  Menanam nyawanya di tanah  Sekali-kali tumbuh matahari  Sekali-kali menjelma kebahagiaan saat anak-anaknya pulang sekolah.  Malulkertas 25 des 21

HUJAN

 Hujan barus saja usai  Ia datang tanpa angin dan mendung  Seketika saja dan sangat tiba-tiba  Bumi becek rambutku basah ding ding pecah melihat surau terdiam pasrah.  Malulkertas  25 des 21

MARAH

Ruang kepala kecamuk kota sandiwara pecah kata-kata membawa pisau mengiris sepotong hati lalu dicaci dan dimaki, meludah,bersumpah serapah lalu terserah.  Malulkertas 24 des 21

CERMIN MASA LALU

Cermin masa lalu  Masih jernih terbaca  Lewat puisi-puisi  Para penyair mengkritisi  Sebagian ada yang mabuk asmara  Sebagian lainnya berjuang untuk merdeka  Ada pula jadi momok yang menakutkan bagi penguasa. Malulkertas 23 Desember 2021

WAKTU

 Sehabis menuliskan ingatan, mimpi buruk belum juga bangun ia masih menelanjangi definisi dan istilah-istilah tentang waktu  Apakah yang bergerak itu waktu?  Jawaban dan pernyataan masih saja menyisakan pertanyaaan.  Malulkertas 22 Desember 2021 Utm

SUNYI

Kalimat seakan jenuh akan maknanya sendiri, pertemuan frase hanya bualan kata-kata yang bersuara dalam kesunyian. Malulkertas 20 Desember 2021 

HAPPY

 Setidaknya kita sudah merasa nyaman dan senang terhadap diri kita sendiri, mendengar cerita orang-orang berlubang dan ramai dengan kepura-puraan Suara kita sendiri jauh lebih bersih tanpa politisasi, kegembiraan musti kita bangun lewat suara yang kerap berteriak saat kita sendiri dan menyendiri  Dalam sepi kita tidak benar-benar sendiri hanya butuh diam dan mendengarkan keramaian yang berkecamuk dalam hati.  Malulkertas 21 Desember 2021

GELAR SARJANA

 Selamat atas gelar sarjana mu kawan  Dada mu berdebar bertabur bunga mawar  Sorak ramai dan baiat sakral disaksikan oleh para keluarga hingga ribuan mata menyaksikan kekaguman  Doa-doa yang berceceran di berbagai famplet dan apresiasi buket menaruh harapan panjang agar kelak kemanusiaan mu tetap dalam keadaan benar  Selamat atas gelar sarjana mu kawan... Memilih untuk tidak memilih itu pilihan, sedang arah angin entah siapa yang tau, yang terlihat hanya apa yang sedang diperbuat  Senda gurau skripsi mu yang sakral  Sangat menggembirakan sekaligus menggelikan, lembar dan diksi dapat di  politisi, rasionalisasi hanya basabasi konklusi  Sisanya mari kita ketawai sendiri.... Malulkertas 20 Desember 2021

SANDIWARA

 Sejak sajak ini tanpa muka  Anak-anak beserta layang-layang  Berlari tanpa benang  Melihat isi kepala yang hampa  Sejenak ingin seperti bulan purnama  Selepas itu hilang sebuah tandatanya  Bunyi yang sembunyi adalah sepi   Di dalam itu sebuah cermin tanpa ragu  Berteriak seakan memberitakan sebuah isyarat  Bahwa di dalam kepala yang hampa  Tertulis naskah sandiwara. Malulkertas 20 Desember 2021

KEYAKINAN

 Aku hanya meyakini  Apa yang tidak aku kerjakan akan terjadi  Hukum kausalita seringkali membodohi  Ekspektasi melaju tinggi  Kehendak yang memperbudak  Boleh jadi hanya ilusi atau kenyataan yang belum pasti. Malulkertas  20 Desember 2021

TAKDIR

Kebiasaan yang telanjang, bulan hampir tak sampai mengadu pada kesetiaan Debu hanya diambang angin entah arah akan menariknya kemana, sudah pasti menjadi gagasan yang sempurna. Malulkertas 18 Desember 2021

HARAPAN

 Gagas secepatnya anganmu  Sorak ramai dari tangan-tangan mereka Tengah menunggu gembira  Pulang sekira membawa tawa  Pada mamah saat duduk di amperan rumah. Malulkertas 18 Desember 2021

HILANG

Kita lihat tanda tanya di kepala  Tumpah sebatas engkau bercanda  Saling melumat hujan yang gerimis  Lalu pulang tanpa sepotong senyum yang manis. Malulkertas 17 Desember 2021

APA?

 Kalimat datang tanpa tujuan  Kata-kata hanya tersenyum  Pragraf tidak sempat menemukan makna  Pecah diksi hanya basabasi Engkau datang apakah tanpa arti?! Malulkertas 15 Desember 2021 Plakpak

PECAH

 Malam begitu tua, ceritanya hampir habis ditelan kehampaan sebuah khayalan, angin dengan puisinya membawa mimpi menemukan hujan saat sepi. Malulkertas 15 Desember 2021 Plakpak

LUKA

 Satu kalimat yang masih terus ku pandang seperti layang-layang saat senja mulai pulang, dari sudut senja yang jatuh tanpa iba engkau luka-luka yang menganga di persimpang jalan.  Malulkertas 14 Desember 2021

CAHAYA ITU

Sementara kita seperti lelaru Bersembunyi lalu mati, dalam persembunyian ini hanya satu yang di tuju, cahaya itu.  Malulkertas 9 Desember 2021 Utm

SUBUH

 Di jam-jam yang mati  Yang tersisa hanya mimpi  Menyeduh tenang sebatas diksi  Sementara subuh mulai pergi. Malulkertas 9 Desember 2021 Utm

KEKASIH

 Malam dengan harokat fathah yang panjang, dibawah ubun-ubun langit cerita mimpi mulai mewaspadai keadaan, kekasih. Malulkertas 7 Desember 2021 Pmk

A I U E O

Kali ini "A"  Besok "i" Siang "u" Sore "e" Malam "o" Sungguh Dinamisasi yang memuakkan!!. Malulkertas 6 Desember 2021

PENJAJAHAN

Apa yang sebenarnya terjadi  Tanah dan lampu tak pernah merasa iba pada ruang yang sedang tenggelam Rumput hanyalah rumput  Yang bersuara tanpa daya  Segala isi kepala habis sia-sia Doktrinasi ambisi  Menutup semua ruang  Ilustrasi dan diksi  Sepasang jurang kematian Di dalam tanah  Kami sekedar bernafas  Mimpi dibiarkan tergantung Dan kaki kami diselimpung  Bukannya kami tidak mengerti  Jika persoalan penjajahan  Di bungkus keidealisan, Sungguh sangat menggelikan. Malulkertas 6 Desember 2021

CINTA

 Bagaimana pun ia  Aku tetap menuntut ku untuk Mencintai nya, alasan hanya sandiwara, Tertusuk duri tetaplah terluka meski hal itu  Adalah cinta yang sedang diuji. Malulkertas  5 Desember 2021 Pmk

JENUH

 Pagi tertunda sementara  Saat menjelang angan tanpa ingin  Tetap dalam kondisi terikat, lekat pada  Titik jenuh tanpa tali.  Malulkertas 5 Desember 2021 Pmk.

SIDALANG

Dalang perjamuan diujung perdebatan Setiap kami diintrogasi di bumi diskriminasi, yang terpandang akan semakin disayang, yang pecundang akan semakin terbuang.  Malulkertas 5 Desember 2021

DENDAM

 Sekedar mengasah ingatan bahwa senja itu terlalu angkuh, kekasih.  Malulkertas 5 Desember 2021

KEKASIH

 Bukan karena hujan turun tanpa sebab lalu air matamu terbuang begitu saja, kekasih. Lepas dan tersenyumlah sebentar saja disini sepi sedang menanggung rindunya. Malulkertas  4 Desember 2021

LELARU

Sepasang lelaru  Mengejar kematiannya  Di bawah lampu  Isyarat bagi yang hidup Bahwa cahaya adalah tujuan awal  Dalam menuai langkah kehidupan. Malulkertas 03 Desember 2021

RUMPUN

Dalam satu rumpun  Kita tau hal itu akan segera berakhir Menjadi sebaris kalimat sumpah serapah. Malulkertas 2021 Desember 03

ARAH

 Harus mulai dari deru  Sampai kita benar-benar tau  Pertanyaan yang ambigu  Kekasih kehilangan rupa  Saat derita tak sampai lupa  Arah hidup tentu sudah ada  tinggal bagaimana kita bahagia. Malulkertas 1 Desember 2021

AMBISI

Saya pandang rumah tuan  Dari kesunyian malam  Bintang menertawakan saya, sebab  Makna masih banyak tertinggal disana  Rumah tuan begitu berkilau  Semerbak pujian bertebaran di udara Dada yang angkuh melubangi sudut kepala saya, lalu menimbun separuh kegilaan yang terbuat dari luka-lukanya sendiri  Terbayarlah seumpama ingatan bangkit kembali menjadi saksi saat rembulan mulai pergi. Malulkertas 30 November 2021

PENDIDIKAN

 Derai kalimat tunggal  Persatuan dan kemanusiaan Harus menjadi tolok ukur dalam tindakan Negeriku yang subur  Dari sudut bumi yang makmur  Adalah rupa dari percikannya surga Anak-anak matahari memancarkan sinarnya, diasah dan diasuh oleh semesta hingga tumbuh gagah perkasa Dari sudut kota  Serumpun cerita Dari guru dan orang tua Menyaksikan anak-anak nya bergantung kepala Pada selembar kertas legalitas negara Tanpa disadari Tanpa budi harga diri mati  Konklusi instansi hanya basabasi Jika hilang arah menuju ilahi Rupa ingatan yang tersisa  Harus terukur dengan bijaksana, agar Kelak doa-doa orang tua ikut gembira  Menyaksikan anaknya bersuka ria. Malulkertas 30 November 2022 Untag Surabaya.

GULITA

Di atas altar tuhan  Kudengar engkau berbicara  Tentang titik debu yang gulita Resah percakapan yang tertinggal Harga diri dapat ditawar dan dibeli  Teka teki saling melipat janji  Untung untungan diburu sampai mati. Malulkertas 30 November 2021  

JALANI SAJA

 Bersembunyilah dari kabar-kabar saya  Jangan biarkan telinga membusungkan dada  Persoalan hidup biarkan arah angin yang membawa layang-layang mengangkasa  Jalani saja tanpa suara, biar kelak mereka yang menjadikan nya cerita. Malulkertas 30 November 2021

HILIR

Sejalan rumpun ingatan, sepisah waktu yang terpotong sebelah, kaca-kaca membaca sebatang tubuh berdebu, membiarkan pagi pergi dengan kehendaknya sendiri. Malulkertas 30 November 2021

SEPINTAS

Di kota ini luka tertusuk sendiri  Pintu-pintu terdiam dengan sepi  Sedang mimpi jauh sepintas abadi. Malulkertas 30 September 2021

DOA-DOA

 Tuhan  Doa-doa kami begitu panjang  Dalam sejarah yang terkenang  Aku lupa apa saja yang telah kuminta sedang kehendak MU adalah kepastian yang nyata. Malulkertas 28 November 2021

SEMISAL

Hujan baru saja selesai  Sedang rindu belum usai  Pertemuan berjarah semisal Dalam sunyi dan mimpi yang dangkal. Malulkertas 28 November 2021

SUDUT KOTA

Bulan hampir saja mati  Ditengah badai yang sepi  Kota-kota dengan ambisi Sejuta kursi dan janji-janji Bahasa diplomatik  Selalu terasa asyik  Meski rakyat sendiri tercekik  Terlalu banyak asimilasi  Tanpa hasil yang pasti  Sambil lalu keuntungan dilipat sendiri Panca sila dihilangkan rupa  Keadilan sosial kian tak berdaya Lalu siapa lagi yang akan kita percaya?. Malulkertas 27 November 2021

MALAM PERTUNJUKAN

Tanpa kalimat yang panjang  Malam pertunjukan kita di pertemukan, Replika realita sedang di depan mata  Kita diam benar-benar menggetarkan dada Cahaya yang gelap adalah bahasa desah paling basah, musim hujan sering datang tanpa diundang serupa dingin menemukan kehangatan Tutur pulau yang jauh  Hati siapa yang tak akan gaduh  Jelita dan sutra tangannya  Melibatkan seluruh jiwa  Pertemuan yang sementara Menyempurnakan kisah cinta yang datang tiba-tiba Setelah kita sembunyikan tangan kita masing-masing kuharap kita tidak benar-benar asing. Malulkertas 27 November 2021 Kisah seorang sahabat yang bercerita kepada saya.

BAHAGIALAH

Teruslah berjalan!! Lihatlah kedepan Sejarah hanya ingatan  Janganlah pandang bagai kenyataan Dunia masih terlalu ramai Diamlah sebentar! Nikmati hidupmu sendiri Orang lain biarkan menyaksikan pundakkmu Penilaian yang tak terlihat jauh lebih berharga dari pada sepintas pandangan semata Buatlah bahagia Jangan biarkan menderita Lupakan saja Selagi waktu masih tersisa. Malulkertas 25 November 2021

DINGIN

 Sebelum dingin benar-benar hujan rindu ingin memeluk ingatan meski ranjang enggan pulang dalam dekapan. Malulkertas 25 November 2021

NYERI

Dalam sunyi nyeri urat tubuh telah datang seperti mimpi buruk tadi pagi, sepada berjalan diluar kendali ia berkeringat darah di kaki dan  tangan kami, luka-lukanya masih membekas perih malam ini. Malulkertas 24 November 2021

SADEKA

Arengkes essenah pekkeran  Ngajih amojih pangeran Alengker sambih ngopenih pekkeran Saleng ngompak dedebuen sakanca' an Sadeka apareng ka pekusen de' satejeh kabede' en, pekkeran padeh nabuy nyareh sokmah sepaleng nyaman eangkuy Jumat lakkuh otebeh malem sanget moljenah makaloar koa otabeh rokok salencer de' tatangkeh Sadeka ngajerih ateh sopajeh lemmes  Sadeka ngajerih mataoh tengka Sadeka jelen odik se bisah ma sejahtera Malulkertas 22 November 2021

DIA

Titik dari detik itu dia  Segala dari upaya hanya dia Kami terdampar di pasir-pasir karena dia Adakah yang lebih penting dari dia?!. Malulkertas 22 November 2021

DENDAM

 Pernah sekali kutemukan matamu yang tajam, mengiris dendam dalam-dalam, setelahnya kita dapat melihat siapa yang paling dilanda ingatan. Malulkertas 22 November 2021

ENGGAN

Warna malam yang jenuh Bintang enggan berbicara Udara berhenti mengembara Detik yang terlewati adalah sejarah yang takkan kembali sedang dada enggan menemukan maknanya. Malulkertas 22 November 2021

SEDIKSI

Di meja seper empat  Kami saling berpendapat Serah tuduhan kerja siapa yang mau menyelesaikannya? Asap rokok menjadi saksi Takdir berhenti diskusi Enggan menyeleksi diksi. Malulkertas 2021  

BASI

Bungan mawar yang merah  Pupus diatas kata terserah Sepenggal janji hanya ilusi Kita telah basi basa-basi. Malulkertas 2021

BADAI

Suara jalan yang bising Badai ingatan mengantarkan luka Sedang mimpi enggan bersenggama. Malulkertas 2021

KEMBANG SIWALAN

Pagi yang datang  Susut gelap menemui ghurubnya  Hujan tengah deras sedang jam menunjukkan siangnya  Dibalik jendela yang sobek  Mataku terlempar kebawah pohon siwalan, semerbak wangi mayang yang berselempang dibawah samper bunga-bunga desa  Desa yang santun embun paginya  Ramah mataharinya teduh rembulannya wangi kembang desanya  Aduahai....  Dalam sekali tempatnya  Waktu kerap kali pulang tanpa sapa Tiba-tiba malam sudah sampai cahayanya mengundang lelaru tempat kematian paling sekejap. 28 Oktober 2021 Tampojung tengah

SEJARAH

 Bersama sejarah, kita belajar jatuh cinta  Semula adam dan hawa adalah pertemuan yang paling disengaja Siapa yang menyangka akan datang cinta yang terurai lewat mata, getar jiwa adalah bahasa tanda tanya paling sempurna. Malulkertas 2021 

SIWALAN

 Rasanya waktu tak berpintu lagi Matahari hanya sekedar pergi  Resah ingatan berlalu sepi Nutfah siwalan legit dalam ingatan Angin dan awan sering berlawanan Melihat pujaan menuntut ikatan  Bebatuan menyimpan gelisah  Di persimpangan jalan telah lama menuai pasrah, aku terampas hilir takdir sebagaimana angin teramat ingin  Menjadi sepasang lengkung janur kuning, meniupkan seruan doa-doa di kening,ritual gembira dengan sesaji bumi pingsan diatas dipan musim semi. Malulkertas 29 Oktober 201 Tampojung tengah

INGATAN

 Jika kutanya pada hatiku sendiri kepada siapa rindunya akan pergi, maka terdengarlah sebuah isyarat yang dalam pada kekasih yang datang sebelum ingatan mengingatkan kedatangannya. 💕 5 November 2021 Malulkertas

INGIN

 Hujan kali ini amat menyedihkan, langit tidak sempat melempar senyum sedang dingin pulang menemui ingin, pada selepas hangat pertemuan dan kisah perjamuan. Malulkertas 2021 4 November

KEMARI

 Ya ampun...!  Gelas pecah di kepala  Luka mengintai dada  Kemari kembalikan tawa. Malulkertas  23 Oktober 2021

ESTOH SE APOROH

 Estoh se aporoh Bektoh se aloncak tettih betoh  Amarkeh estoh setapekot tettih poroh  Laonan ngondu ojen e bebenah matah terres tak ekeressah  Awel tatemmuh e atas lenjak, pikopien saleng besabesen ngangkik mesem ngabes tatengka sekalem  Tasellem ateh kadelem mempeh, esambih arassaeh nikmatah arteh se ngambeng edelem paraoh se alobeng  Bintang terak e malemmah  Minangkah terak lampunah  Tikah manis pamesemmah Akebei ateh taresnah  Siang malem lakoh seppeh Angin santak nambuh pepeh Tikah deteng delem mempeh Akebey taresnah ateh  Kominak ondung kaperreng Tangis santak pas acerreng  Tikah pon ekandik oreng  Estoh lakareh apenteng  Jenur koneng pon kareh alambai, ngmbek pasteh setak pasteh ekeressah kareh kastah, duh angin kalemat se bedeh e dedeh akatih perres dumpa rakok aki!!, mettel tettih estoh e sempen tettih bektoh.  Malulkertas 04 Oktober 2021

CAHAYA

 Kita menjadi bulan yang bulat sekalian merangkai gaun terindah dari tumpukan bunga mawar, mengisi malam dengan gontai ingatan yang luka maka segala deru akan segera tiada, pergilah lalu katakan pada mereka kami masih penuh cahaya. Malulkertas 6 Oktober 2021

SIASAT

 Setelah hujan benar-benar nanar kepada setiap lemas dan pulang memancarkan ketenangan, kami menjadi hilang dibalik sajak dan siasat yang sesat. Senyuman  adalah pintu ingatan tempat segala kayu-kayu menjulang panjang merubah hujan kembali menjadi abu pasrah melewati selangkangan waktu tanpa sendu.  Malulkertas  04 Oktober 2021

HUJAN

Sesampainya hujan di dadamu degup dari gelombang lautan mengisyaratkan kematian selepas dendam terbalaskan.  Malulkertas 27 September 2021

SELEPAS HAYAT

 Selepas hayat bersembunyi dibalik nafasmu keruh yang tertampung menjadi nyeri, menjadi seekor ular yang lapar selepas beberapa waktu tanpa sebutir abu  Bulan bulat didadamu memancarkan gelap seperti lampu tua tanpa tenaga, redup adalah sepasang gigitan yang tajam pada separuh roti bekas sisa anak sekolah dasar  Tawa semacam roti tawar melampiaskan dendam pada kelaparan, menghujam dan menakutkan, akan ku sampaikan kembali pada dendam rumah kosong yang hidup merdeka tanpa banyak suara dan pandangan mata.  Amalul yakin 26 September 2021

SUSU KOPYOR

 Malam yang lukanya datang tanpa kenangan, wewangian bunga mawar berlari tanpa nasib anak kecil tanpa beban pikiran Sekali lagi bulan berwana ungu melambaikan kisah yang semu serupa tangkai ingatan yang menjalar di persimpangan kota  Sesaji bumi tanpa seorang ayah pulang tidak membawa alas kaki, menyusuri susu kopyor dari bekas biduan intelektual berupa kemudian lampiran proposal kepandaian adalah kebodohan yang tersusun dengan rapi.  Amalul yakin 26 September 2021

SEMBUNYIKAN AKU

Sembunyikan aku  Pada titik dimana debu  Tak lagi menemukan ku  Bukan hal yang mustahil  Jika detik itu terpanggil  Berupa ekstase yang tumbuh disetiap fase  Inklusi sebagai ambisi  Sering melaju tanpa arti  Disini izinkan aku melepaskan diri  Dari ke akuan yang terjerat sepi.  Malulkertas 20 September 2021

AKU BAHAGIA

Aku bahagia  Mendengar kisah masa lampau  Yang mewakili dendam lewat  Genangan sungai-sungai dangkal  Terlihat jelas ulat-ulat dan bangkai ikan menjadi isi hati dan pikiran yang telanjang, sekumuh musim kemarau sisik ikan menjadi persemayaman lalat-lalat comberan Aku bahagia  Tinggal kisah dan sebuah nama  Yang bersembunyi dibalik bulan purnama, senyum dari wajah ganda adalah lidah yang bercabang seribu makna  Bahagia yang tak kunjung pulang sebentar lagi akan kuantar kepangkuan tuan, di sanalah tempat segala kasih sayang tumbuh tanpa dendam.  Malulkertas 19  September 2021

GELAP

Di malam itu kita adalah angin yang berhembus kencang, menyisir waktu ditengah badai rindu, malam memeluk tubuhku gelap dipangkuanmu.  Malulkertas 2021, September, 19

SUJUD

Apa yang hendak kupikirkan saat ini adalah sebuah kepastian dari ke azalian tuhan, sebagaimana harus kutelaah kembali dari ketiadaan menuju keberadaan, jelas aku tidak akan banyak bertanya jika kehendak tuan memintaku menempelkan kening di tanah.  Sungguh ia akan menjadi puncak kenikmatan bagi yang tertanam kesadaran dan yang tersingkap gelap malamnya, maka segala harap kutanam dalam jiwa.  Malulkertas 18 September 2021

JANGGAL

Sepasang sore yang berbicara meminta harapan tumbuh kembali di Padang Arafah, entah ke berapa kalinya hati yang bertelanjang kaki menyusuri sofa dan Marwah  Sore yang pandai memanggil pulang turut melempar sauh kasih sayang, malam apa saja yang takkan menampakkan bintang bila riang tak terbilang  Dia memanggilku, berikan aku waktu untuk menitipkan rindu, sementara akan kujemput kembali setelah datang dari pergi  Sebelum benar-benar aku tau entah engkau akan kemana,  berdua sebelum sajak ini tiba seharusnya cukup satu saja menyisir jalan saat sore tinggal sekedipan mata engkau pulang tinggal bekas ingatan. Malulkertas 17 September 2021

SERUMPUN PADI

Sebelum sore mengetuk rembulan  Burung-burung meninggalkan resah lalu menunggu mimpi hingga tengah malam nanti  Melukis waktu dari langkah-langkah yang ambigu, serumpun padi melambai ke udara mengetuk hati manusia berharap pecahan kaca di kepala tersusun sebagaimana semula. Malulkertas 16 September 2021

KAU DAN AKU

 Aku adalah tanda tanya Kau adalah jawaban  Aku adalah rindu Kau adalah pertemuan  Aku adalah lautan  Kau adalah gelombang Aku adalah hujan Kau adalah bumi Kau dan aku adalah definisi yang mengisi ruas waktu Pada sebatang sajak kian cemburu. 14 September 2021 Malulkertas

BATUBATU

Mulailah menjadi batu batu tanpa telinga yang menganga dibawah terik matahari dan hujan, menyumpal ingatan sembari menunggu musim gugur bertelanjang kaki menyusuri mimpi-mimpi. Malulkertas 14 14 2021

ANGGUR CINTA

Pintu yang menganga  Gitar diam saja  Buku-buku tertidur  Membiarkan mimpi lewat begitu saja, Tidak ada kepastian kecuali kepastian-NYA  Aku biarkan sebagaimana sang filsuf mabuk  Dengan anggur cinta lalu mereka menyebut nya  Bahwa cinta adalah luka yang tidak ada obatnya. Malulkertas 12 September 2021

BINTANG

Ada apa dengan malam ini Bintang zuhrah tak sampai berkilau  Biasanya si cantik mengerlingkan matanya di akhir jumpa sampai fajar akan tiba. Malulkertas 12 September 2021

RAMPAS

 Hujan dirampas bumi menjelmalah tembakau, tembakau dirampas udara tinggal bekas sayatan, sayatan dirampas luka tersisalah duka, duka dirampas hati tibalah saatnya aku pergi.  Malulkertas 12 September 2021

CINTA

 Dari jauh aku melihat langit dan bumi hanya satu jengkal, laut dapat ku ukur dengan jari kelingkingku dan gunung-gunung dapat kupeluk dan ku simpan dalam hatiku kecuali cinta diluar batasku.  Malulkertas  12 September 2021

PUNGLI

 Budaya pungli kok di pelihara  Banyak isak tangis yang kudengar dari bawah tanah tempat para cukong kongkalikong  Kursi-kursi yang rapi mengatur rotasi bumi menahan gelap dibawah lampu suap menyuap  Kebijakan hanya untuk yang dapat diambil untung meski terlihat jelas bodohnya, apalah arti mereka yang disangka tak bisa berbuat apa apa  Pola pikir yang terjebak hanya dipenjara dalam kalimat sami'na watho'na yang arah dan konteksnya dikaburkan entah kemana  Maka jangan heran apabila jargon yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin kehilangan nyawa  Jika dari usia dini anak-anak sungai itu tercemari limbah pungli, ketidak adilan dan diskriminasi maka jangan heran apabila suatu saat akan membanjiri kotanya sendiri  Mereka hanya duduk di atas batu-batu dengan kepala terikat, tangan-tangan mereka dipaku dan kaki mereka dibiarkan berjalan sempoyongan sebelum kepentingan berhasrat memperdayakan  Tidak perduli dengan penderitaan dan jerit tangis di balik pintu, yang penting uang terus

KARPET

Karpet merah itu tempat mimpi bersajak ia mengolah diksi pada seluruh waktu tak terkecuali rindu membeku di dadaku.  Malulkertas 11 September 2021

CERMIN

 Jika ingin belajar siasat belajarlah sama iblis, jika ingin selalu benar belajarlah sama malaikat tapi lihatlah cermin itu kita hanya manusia biasa.  Malulkertas  10 September 2021

TANYA

 Apa yang tersisa dari asap rokok yang telanjang di bibirmu?  Apakah seutas puisi yang putus asa di balik pintu mengurung waktu?  Rupa tersisa abu adalah kematian saat menjumpai kekasih yang rindu pada anak-anak yang pulang menemui ibu.  Malulkertas  09 September 2021

HIJAB

 Tidak banyak bicara adalah permata yang bersembunyi dibalik selubung keangkuhan, segala yang terhijab menjadi saksi dari kelemahan diri sendiri maka masih adakah yang lebih berarti dari berserah diri??.  Malulkertas  09 September 2021

REMBUK

 Malam ini kita pulang dengan segenggam tawas yang memenuhi sudut kepala, rembuk kalimat sudah sampai meski menyisakan sedikit sakit, aku biarkan saja melintasi kepala berkecamuk dengan maknanya sendiri hingga pulang tanpa perhatian yang  penting.  Malulkertas 9 September 2021

AMBISI

 Dari kalimat yang tersembunyi dibalik semak dan waktu terus harap terbangun pada peluk erat sang kekasih. Aku di malam ini sangat berat menanggung rindu yang jauh tertanam didasar nafasku, ia mengakar pada setiap aliran darah yang deras dengan puisi dan ambisi. Malulkertas 9 September 2021

KISAH

Di dasar malam separuh kisah berlalu  Menjulang pada sebait puisi Matsnawi tempat berteduh para kekasih tuhan yang tumbuh kembang mawar dihatinya.  Malulkertas 8 September 2021

JANGAN

 Jangan biarkan aku berperang sendiri melewati gelisah yang basah, kekalahan sudah sering terjadi luka yang menganga belum juga mengering tolong sekali lagi jangan biarkan aku kalah tanpa arti. Malulkertas 08 September 2021

DURI

 Jika yang di perhatikan adalah ketakutan pada rasa yang akan terlukai kenapa tidak duri harus dihindari?.  Malulkertas 07  September 2021

DI BALIK PINTU

Di balik pintu yang menganga  Nyawa kami bergelantungan pada segenggam biji alam yang disembunyikan dalam aliran ide-ide tuhan.  Kami duduk diatas pohon-pohon yang mati sambil lalu memutar waktu saat mereka bergerak dalam debu  Lalu tercium aroma bekas kaki yang telanjang, membangun isyarat bahwa waktu sudah lama terdampar.  Malulkertas  7 September 2021

Sukar

 Pada senja yang teduh  Waktu sempoyongan bak hujan musim kemarau, kelak akan banyak tanda tanya yang terjawab tanpa kata, seperti layang-layang tanpa benang berhenti pada kehendak yang sukar dimengerti.  Malulkertas 7 September 2021

KEPADA TUHAN

 Kepada tuhan yang terhormat  Hamba berusaha bersembunyi dari kata-kata dan kalimat  Atas segala nama dan bentuk telah menjadi berhala yang terkutuk, merampas setiap sisa waktu yang terhempas saat debu bertengkar di dadaku  Kini cermin tidak lagi terang hingga enggan memantulkan kebenaran dan sungkan berjalan menggapai kemuliaan  Wahai Tuhanku yang terhormat  Sebenarnya tidak ada siapa-siapa kecuali engkau, dengan segala bentuk dinamika kehidupan adalah sujud dan tasbih yang sedang menjalankan ketaatan  Jika perdebatan antara baik, buruk benar dan salah selalu ramai di perbincangkan maka apa yang hendak ku pilih saat yang terbisik adalah khidir dengan nabi musa  Jelas aku bukan siapa-siapa  Hanya pada segenap harap  Kasih sayang MU terus kuanggap. Malulkertas 06 September 2021

RONA

 Wahai Tuhanku  Jadikan hamba permata  Yang bersembunyi dibalik semak  Kemuliaan MU  Ajari kami kedalam makna MU Agar segala resah dan keraguan  Hengkang dalam keterputusasaan  Ketakutan adalah siksa yang tumbuh di sepanjang waktu  Ia merampas gagahku, ia mengubur harapku  Kuharap sebagai mana para kekasihmu yang kau hilangkan dari katakutan itu  Bagaimana rona gembiraku?, sungguh adalah surga yang terbangun dalam singgasana hatiku. Malulkertas  06 September 2021

TENGAH MALAM

 Aku menyaksikan kunang-kunang ditengah hutan membawa seutas duri mawar yang di setubuhi di bawah rembulan  Aku tertawan saat menyaksikan hutan-hutan itu terguyur hujan, membasahi ladang tepat saat jiwaku terbawa malam Angin berdesah lalu datang tanpa arah memasuki relung dan memaksa diri untuk membuang sekantong mimpi dari bekas birahi  Selebihnya biar kuhitung sendiri berapa banyak mimpi datang bertelanjang diri menghamburkan kunang-kunang ditengah malam. Malulkertas  6 September 2021

ARA

 Malam yang berkeringat dan hasrat membakar kelelakian, suara waktu berdetak didada menandakan mendung akan segera tiba, gigil pohon ara segera tiba seperti biasa tertawa lepas setelahnya.  Malulkertas 2021

INGATAN

 Sepasang ingatan bersebrangan, ia saling melempar doa dikala sunyi dan membuka buku- buku sejarah barangkali ada kata-kata yang masih mampu berjalan menghinggapi perjamuan diatas dipan dan gemuruh hujan. Malulkertas  5 September 2021

ABU

 Ada sejarah yang terbakar dalam tubuhmu coba lihat kembali, sebelum menjadi abu yang terbawa angin.  Malulkertas

PENTING

Melihat langkah kaki dan busa pembicaraan rupanya sangat memuakkan bukan?! Lebih lagi ia adalah orang yang menyimpan beberapa kepentingan dan senyumnya merupakan senjata untuk merampok  Kepentingan memang sudah banyak kita temukan di setiap diri masing-masing, menyampaikan kelebihan dan keunggulan yang esensinya hanya nisbi  Merasa penting adalah racun yang tumbuh dalam hati, bakarlah ia sampai menjadi abu, menjadi mimpi agar pongah tertunduk malu menatap wajahnya sendiri ke tanah  Yang terpenting kita merasa tidak penting karena yang terpenting sudah tidak dianggap penting.  Malulkertas 04 September 2021

RISAU

 Rembulan tenggelam di matamu aku mulai berteduh pada sepasang kangen yang ingin ku paku disepanjang pintu, agar setiap pulang kutemukan damai di lesung pipimu  Begitulah waktu yang terus kupacu, melambaikan tangan serta kecupan yang abadi saat aku mulai sepi dan tanpa arti. Malulkertas  04, September 2021

SUARA

 Hanya boleh aku nikmati sendiri selebihnya biarlah kau temukan sendiri, suara sistem perguruan tinggi tampaknya enggan mengandung pertanyaan dan gendang telinga muak dengan gemuruh perdebatan Yang terjadi budaya pungli dan monopoli hirarki, bagaimana aku bisa diam melihat lorong panjang berlubang, menyaksikan genangan air hujan penuh dengan lumpur dan liur  Setiap hujan yang runtuh tepat di kepala mahasiswa adalah samudera yang mesti di gagas gelombangnya diselami dalamnya dan dinikmati esensinya  Setiap kepala yang ditusuk hanya boneka sandiwara, satu kepala yang terpilih akan sama saja tidak terkecuali aku sebagai serdadu getir rupanya saat pertanyaan menumpuk dikepalaku  Tunggulah sebentar lagi hujan reda, maka tidak ada satupun payung yang akan kita gunakan lagi, berteduhlah dibawah langit yang biru sebab matahari telah menunggu.  4 September 2021 Malulkertas  In the kos

POHON SIWALAN

Diatas meja kopi, berbicara dengan isyarat detak jantung berdebar semerbak kembang mawar menjalar dan mengakar  Telah tumbuh dihatiku mengembalikan ingatan bahwa ilalang tak lagi tumbuh diladang. Meja kopi sembari ngobrol abadi, dihtiku menjulang pohon siwalan mengikat tanya siapa yang akan menampungnya, setelah hujan runtuh diatas dahan pohon Siwalan. Malulkertas 3 September 2021

PUAN

Dibawah langit puan menahan diri  Kepada waktu ia bersembunyi lalu menyimpan rahasia sedang kasih sementara akan menjadi Pada malam yang kutanyakan  Senyum adalah jawaban bagai tabir tebal masa silam, arah angin terus berputar kearah sembilu dibalik pintu  Rupanya hal semerbak adalah palsu,rumput yang tumbuh didadanya hanya sebatas taman sandiwara dan kerling matanya hanya sebatas iya  Lidahku terikat namanya  Matanya mengikat hatiku Dadaku terdesak senyumnya  Pulang tengah malam berbuah mimpi yang jatuh saat subuh mulai pergi. Malulkertas 3 September 2021

DARI FA'HINGGA RA'

Dari fa' hingga ra'  Adalah sudut yang tersembunyi  Menyimpan genangan mimpi  Saat lelap hanya sebatas sepi  Dari fa' hingga ra' Sebelum menjadi ingatan hanya sebatas gurawan tiga suara para kekasih tuhan ditengah seduhan kopi tengah malam  Dari fa' hingga ra' Tidak seperti kalimat yang sempurna sebelum hadirnya harokat fatha dan kasroh sifat dan senyumnya mengisyaratkan makna bahwa kalimat sungkan menampungnya Kebenaran seringkali yang tak terlihat,yang tak terdengar hanya sebatas pintu yang terbuka saat kita melakukan ritual kemanusiaan lalu yang tersisa hanyalah petikan anggur yang memabukkan. 30  September 2021 Malulkertas Plakpak

CUKUP

 Jika kebenaran adalah suatu yang tak dikatakan maka aku cukup bahagia dengan ketidak tahuan itu.  Malulkertas 25 Agustus 2021

JALAN GELAP

 Aku melihat anak-anak sungai mulai kehilangan harapan, diatas serdadu ruang pendidikan adalah malam gelap yang menumbuhkan kegelisahan dan keterpus asaan  Entah wajah dari jalan itu banyak lubang yang menganga melahap jiwa dan masa depan mereka  Penindasan diruang gelap adalah ombak yang menakutkan,tidak hanya mereka yang melihat mimpinya mengambang ditengah lautan tetapi ayah dan ibunda menjerit sebab penderitaan Kemana akan dicari syarat tahap penyelesaian jika kongkalikong kaum jalanan menyiapkan lubang yang dalam  Mereka yang bernafas telah menggantungkan leher di kaki ayahnya sedang yang tak punya hanya melihat arah pulang entah kemana  Setengah  tahun berlalu momok akademisi penuh serangkaian ayat yang mengikat, serupa sapi dan kambing yang ditakar dalam satu ruang ingatan, sama rata tanpa melihat makna esensinya. 25 Agustus 2021 Pamekasan. Malulkertas

BERBAHAGIALAH

Pernah sekali ingatanku di isi puisi Oleh kekasih saat dudukku masih dibawah lampu, segala dialektika adalah sebuah persoalan hidup yang tak usah terlalu di perdebatkan Kebahagiaan dan kesedihan pada hakikatnya adalah saudara yang saling mencintai maka segala bentuk manifestasi waktu hanya kamuflase dari detak arus sungai tuhan   Jika ada yang menyakitimu, jangan pernah bersedih karena masih ada sahabat yang mencintaimu Jika sahabatmu masih menyakitimu, jangan bersedih karena masih ada keluarga yang peduli padamu  Jika keluarga masih juga menyakitimu, jangan pernah bersedih karena masih ada pacar yang terus setia menyayangi mu  Jika pacar masih juga menyakitimu, jangan pernah bersedih karena masih ada dirimu sendiri yang selalu mengerti dan tulus mencintai dirimu sendiri  Jika diri mu masih kecewa dengan dirimu sendiri juga jangan pernah bersedih karena masih ada tuhan yang cintanya tiada batas untuk mu, dialah sebaik-baik kekasih yang terus menerus mencintaimu tanpa pamrih dan balas k

BIASA

Lampu di cafee tua berbicara tanpa iba, tidak ada ritme percakapan yang berisi isyarat romantisme   Rasa biasa biasa saja takaran kopi hangat melibatkan dendam kelelakian di malam manten seorang kawan. 24 Agustus 2021 Malulkertas

SUMUR TUHAN

 Malam ditengah rembulan, melingkar dengan kaki telanjang tubuh di bengkokkan agar seluruh darah kembali berlarian Purnama melingkar tiada batasan saling mempertanyakan definisi ingatan yang menampung beberapa jawaban, puisi, sastra dan drama telah lama menghilang. Kembalilah ke asal mula penciptaan saat langit tak lagi menyisihkan jawaban, terlihat bodoh dan menyalahkan diri sendiri dengan tubuh sumur yang dalam, tanpa melihat kembali air yang memancar dari sumur-sumur tuhan Ruang para cendekiawan sedang melafalkan ingatan, menyulam kata dengan keyakinan, merubah arah angin yang tersangkut di kepala para pelajar Tersenyumlah pada angin sebagai ruang ganti waktu yang terus memonopoli ayat-ayat tuhan bahwa kebenaran adalah surat yang tersirat sebagai bisikan paling menyempurnakan Kehidupan yang berupa wahana permainan dan derita kemanusiaan yang terus melaju sebagai pertikaian yang terkadang memuakkan. 23 Agustus 2021 Malulkertas

SEBUAH ISYARAT

 Tak perlu ku pasang telinga lagi pada suara yang kutunggu saat pilu mengutukku, serupa sesaji kembang tujuh rupa dan dupa yang dibakar ditengah dada, satu persatu menjadi abu kayu karena rindu. Terlepas dari ragu suara hatimu lantang berkata "aku tidak sama dengan apa yang kau pikirkan", saat itu senja tiba-tiba pulang dengan luka yang dalam,. Malam bersimpuh dengan deru hujan yang menenggelamkan. Rupanya pagi telah menyatukan tatapan, sepotong bulan purnama yang manis mengajakku bicara tanpa kata-kata, sebuah isyarat yang meminta dedaunan jatuh tanpa iba. Malulkertas  20 Agustus 2021

KERUH

 Dari keruh air matamu terus mendidih sepasang bulatan waktu bersarang di kepalaku  Secangkir kopi yang kau seduh rupanya telah membuka pintu saat malam enggan untuk menutup mata  Sisa manis senyummu adalah paku yang bergantung dibalik pintu, mengurangi mimpi saat aku terjebak hingga pagi,  Bila genderang hatiku mulai terketuk segala debu adalah saksi dari kegilaan yang tersembunyi dihatiku  Kesaksian hanyalah dogeng yang baru saja menemukan jasadnya untuk sekedar memulihkan makna, rupanya separuh dari wajah ku menghilang, keringat hangat bersetubuh dengan kelelakian terlepas sudah segala dendam. Malulkertas 20 Agustus 2021

INGIN

 Aku hanya ingin seperti sebaya yang bersahabat dengan makhluk tuhan yang bijaksana. Malulkertas 13 Agustus 2021

KEPASTIAN

 Aku merasa sangat lega menyampaikan amanah hatiku sendiri, dan aku tidak pernah melibatkan persoalan siapapun karena hal ini adalah sebuah kepastian yang tak sengaja 😂 Malulkertas 13 Agustus 2021

KANGEN

 Sebetulnya aku tidak ingin melibatkan perasaan siapapun, apalagi kamu hal ini adalah sepintas ujian yang aku tanggung, sebab aku tau batasku dan konsekuensi yang akan terjadi,. Menyampaikan isi hati adalah doa yang tertampung,selebihnya akan kembali pada sikap masing-masing dan hal yang paling tak kusengaja adalah hadirnya kangen yang memaksaku dengan tiba-tiba. 13 Agustus 2021 Malulkertas

Saksi

 Aku sudah berusaha sebetulnya untuk tidak mengatakan apa apa, tapi kegelisahan meminta ku untuk bersaksi bahwa tidak ada makhluk tuhan yang aku cintai selain engkau. Hal ini benar-benar diluar dugaan. 13, Agustus 2021 Malulkertas

Kata

 Ini tentang hal yang tak terkatakan, aku juga tidak tau bagaimana melepasnya, seakan ia mengajakku untuk mengatakan yang sebenarnya. 2021, 13 Agustus Malulkertas

Rasa

 Aku bersyukur karena tuhan sedang mengujiku rindu padamu, entah dengan apa alasan ini bisa aku hilangkan, andai aku bisa!,  sudah kuhengkang dari lama. 13 Agustus 2021 Malulkertas.

MUHARRAM

 Selamat datang bulan tuhan Bulan yang telah memilih takdir para mujahid mendapatkan kedigdayaan Bulan darah yang memerah Kini masih mengalir deras  Ditubuh kami  Menjadi jubah hati kecil kami Merampas gelisah dari penderitaan Yang selama ini berlarut dengan kematian yang memanjang. Bulan sesaji bumi akan kami jadikan ladang tumbuh nya pertaubatan, deru badai kesaksian tangis langit di sudut ubun-ubun kami adalah doa yang panjang di setiap musim semi. Muharram. 9 Agustus 2021 Malulkertas

SEMERBAK

Dalam perjamuan itu aku mendengar nizar qabbani berpuisi. " aku bersaksi tiada perempuan yang telah mengulur masa kanak-kanakku hingga setengah abad lamanya, selain engkau" . Dalam perjamuan tiada sepatah kata selain sapa yang mewakili musim kemarau di dadaku, dan sepotong senyum yang ku curi dari jarak waktu, mampu menghilangkan segala resah seperti rindu menemukan titik temu. Tentu kata takkan mampu mewakili kenyataan itu, maka ku pilih diam sebagai jawaban. Bukankah kenyataan seringkali yang tak terucap!.. dari itu ku pilih mendengar kegembiraan hatimu tumbuh sebagai taman mawar yang semerbak di hatiku.    7 Agustus 2021 Malulkertas    

Aa...h

 Aku sedang memikirkan apa yang sedang kupikirkan Aku sedang merasakan apa sedang kurasakan Aku mengatakan apa yang sedang kukatakan Kalimat yang sering ku simpan sedang ku waspadai,disana ada sepotong jantung sedang berdetak kencang itu artinya ada angin sedang bertiup kearah yang tak sengaja merasakan nya Ada menjadi ketiadaan sudah pasti benar dalam perbincangan tanpa perjamuan, radiasi telah sampai mendeskripsikan frekuensi ia bertubuh puisi terlentang di ranjang tanpa beban, bagiku seluruh tubuhmu adalah samudera dimana aku bisa berlayar dengan bebas menyelami kedalaman makna paling sempurna Aa..h Andai resistensi bisa membawa waktu berlari dengan lama, sudah pasti akan ku puji segala benih kata yang tumpah menjadi sebuah nama. Malulkertas 4 Agustus 2021 Aa...h

DESKRIPSI

 Dimana saat mata tak mampu melihat wajahnya dan kalimat tak bisa menampung genangan makna, begitulah deskripsi cinta 😀. Malul kertas  4 Agustus 2021

SIMPAN

Jangan biarkan ilusi menjadi mimpi bisa saja akan berkamuflase dengan batin yang tak sempat berkata siap. Jika  percakapan membuat kita lebih kuat maka simpanlah jangan sampai iya tau, hal itu bisa jadi benalu kalahnya pertempuran dengan diri sendiri. 1 Agustus 2021 Malulkertas

KATASTROFE

Awal dari sekian banyak kerancuan bumi seperti biasa berselimut dingin tidak ada pemikiran sebagai acuan kehangatan Tiba-tiba angin berhenti menyaksikan tulang sumsum membeku, kembali seperti semula membual dan pergi tanpa peduli Riak gelombang asap tembakau ikut melampiaskan dendam setelah membiarkan angin merebut aroma dari tubuhnya, terpaksa harus ikut arus alam seperti masyarakat yang tercekik aturan Ayat-ayat pisau menyayat siapa saja dan apa saja selagi mengenyangkan, apa lagi Saat ayat-ayat itu menghunus dada masyarakat pinggiran, tak berdaya terpaksa berbaring resah kelaparan Untung saja kecerdikan masih tersisa, sudah banyak yang tak percaya konspirasi esensi peradaban dunia dimana yang kaya berhak menentukan apa saja, sisanya biarlah orang lain menderita Kita yang masih bertarung salah dan benar berhentilah sejenak mari kita saksikan nuklir peradaban berganti buku dan isu mediasi tertinggi adalah tekhnologi jalur cepat merubah segala ambisi, propaganda paling kejam adala

SEPI

Ini sepiku yang takkan kubagi pada siapapun kecuali pada kesiapan itu sendiri, biarlah tubuh ini bersuka ria dengan kehendak yang maha kuasa, bercerita Lewa cermin di jendela memandangi mata sendiri dan lidah mengolah kata dengan terbata-bata. Buku usang menertawakan karena ketidak mengertian ku pada kalimat yang berputar seputar tuhan dan esensi ciptaanya, tapi biarlah ku nikmati karena aku suka. Kopi muda bersahaja duduk manis dan berwibawa mengisyaratkan makna yang dalam tentang sebuah rasa yang kata tak sanggup menanggung nya, alangkah hebatnya tuhanku kegembiraan ditumbuhkan dalam kesadaran sedang realitas adalah mediasi menuju cintanya maka adakah penderitaan dalam sepi pagi ini? 15 juli 2021 Malulkertas

SKETSA

Pernah sekali aku melihat kaki di kepalaku sendiri, iya melangkah sesuka hati tanpa tau di jalan penuh caci maki, langkah semakin licin dan anyir dari sisa kotoran memenuhi seluruh badan.  Deru tangis tanpa suara menjadi saksi getirnya peristiwa, dari teka teki manusia datang meludahi dan bangga terhadap diri sendiri Menunjukkan jalanku sendiri, membetuk dan membabat hutan masa kanak-kanak mestinya perlu disyukuri. Kembali mulai ku baca sketsa dikepala, rumor paling bijaksana tempat menimbang sedih dan bahagia.  14 juli 2021 Malulkertas

PERISTIWA GANDRUNG

 Peristiwa Gandrung. Sudah lama rasanya kita merasa asing dengan keberadaan kita sendiri, mengingat keringat bulan lalu tepat saat bulan purnama melingkar di kedai gandrung  Kita telah menulis takdir dan meramu isi kepala dari bunga rampai sampai kehendak yang akan dicapai, seisi alam menjadi saksi dari asap tembakau hingga kopi Budaya telah asing masing-masing, sebagian memiliki kebenaran atas paradoksal realitas temporal menuju gagah perkasa yang tidak bisa disalahkan Kita begitu aku dengan waktu yang tak bisa diganggu, apa karena masalah waktu kita terbelenggu? Mengingat hari semakin keriput benih di ladang semakin panjang mempertahankan sungguh jauh lebih melelahkan bukan?! Waktu jangan menunggu kapan Tanya jangan menunggu bagaimana Hasil jangan menunggu seperti apa Bergegaslah sebelum malam benar-benar tenggelam. 12 juli 2021 Mohammad.

SIAPA?

 Kutanya siapa wahai engkau yang melihat kalimat? Sesudah kalimat terlintas begitu saja di matamu adakah serpihan rinduku membekas didadamu? Pertanyaan adalah harkat dari kegelisahan yang terpisah kebenaran, dari dasar kata ku rangkai jendela tepat saat engkau menyaksikan makna dibalik itu semua  Bahwa ada sepanjang ingin hingga angan sekedar tegur lambai ke dasar kenangan. 12 juli 2021 Malulkertas  

KABEL

 Kabel yang menyala  Bukankah itu nafas kita? Waktu telah hangus tanpa sisa Kaca yang terbaca  Bukankah itu diri kita? Terlihat jelas tanpa kata Kabel merasuki ruang tamu di kepala Bercengkrama dengan aneka peristiwa dari kasus narkoba sampai maling sandal dikeroyok massa Sepertinya kabel telah mengisi seluruh ruang tamu kita dengan perkara yang tak bernuansa tafakur, lusuh urat di tubuh menjadi gendut dan malas bergerak hingga tersungkur diatas kasur Oh kabel yang menyala Bisakah sejenak engkau berhenti tertawa dan mengejek manusia, jika kau berhasil memenjarakan manusia dengan tubuhnya sendiri, maka lepaslah sekali-kali. Malulkertas 10 juli 2021

NEGERIKU

Negeriku... rakyatmu sedang cemburu kepada semua kepala yang datang dari sebrang lautan Rakyatmu sedang menaruh sumpah serapah dalam buih kata dan kalimat yang membius keadaan Merasuki air tawar sebagai konsumsi paling menguntungkan, bermain untung-untungan apa saja dipertaruhkan meski harus mengorbankan kemiskinan Yang terlihat tidak hanya kemiskinan finansial tetapi mental dan intelektual yang terbangun sejak budaya leluhur sekarang sudah mulai luntur Apa yang seharusnya kita miliki sepihak hukum merampok demi keuntungan hirarki,sisanya tinggal suara tangis yang menjerit didasar bumi. 8 Juli 2021 Malulkertas

SEPISAU

 Tertunduk diam mengasah pisau yang berkarat di kepala, sepisau keinginan terlampau kebal dengan dunia Sofia lalu bagaimana mau tajam tuan?! Baiklah hari telah ku rakit, di samping mataku ada kalimat yang tak sempat terjumpai dengan ruh, perlahan mulai ku tiupkan lalu ia berjalan di kepala ku membabat belukar pikiran Perlahan jalan pikiran sudah terang Aku bisa berpikir kembali memuat benda yang hendak kupikirkan, dari sini cahaya dapat ku lipat Menjadi waktu saat sendu mulai tabu. 6 juli 2021 Malulkertas

BUNTU

Entah aku sedang memikirkan apa?Pagi dengan matahari yang sama sangat membosankan suasana  Dinding kamar membisu pucat tanpa isyarat apapun, bantal membusuk dengan keringat dan air liur yang mengalir disepanjang malam  Jam tangan berbisik waktu sudah berlalu sedang aku belum mempersiapkan apa apa, apalagi bercengkrama dengan diri sendiri, aku terlalu sibuk menyaksikan percakapan orang lain hingga lupa esensi sendiri Rupanya ponsel tidak mau ketinggalan mengikat saraf-saraf otak ia seperti sepasang kekasih yang tidak mau lepas dari genggaman malam pertama,apa saja bisa terkasihi tanpa konsekuensi yang terpenting kenikmatan tanpa henti Oh hari yang kabur dari kepala ke marilah tuangkan seteguk teh hangat di pagi hari dan malam nanti agar cahaya yang datang pulang tanpa sakit hati. 5 juni 2021 Malulkertas

SEPUCUK DOA

 tepat jam dua malam tiba-tiba telingaku  terkabar tentang pulangnya kekasih tuhan, degup jantung yang tak beraturan keruh alam dan suara tangis berhamburan Sesampainya di subuh kami menjadi air yang mengalir mengisi setiap lubang di langit dengan doa-doa, semoga segala dosa terhempas tanpa tanda, hingga kerinduan firdaus girang menunggu nya. Malulkertas 4 Juli 2021

KEHILANGAN

 Dari sepi tangis ku jauh ke dasar bumi  meratapi keabadian cinta tertanam dalam ingatan, kekasihku telah dipanggil tuhan, ku tanamkan doa seluas angkasa. Malul kertas 2 Juli

GENANG TANGIS

  Aku bicara pada reranting Menyaksikan ritual para intelektual Tuhan ku adalah ayahku Bumi adalah ibu ku. Malul kertas 29 juni

DHIKA LEK

  Dhikah alek Buleh Kareh masang jenur e delem pangarep sepangara Abek se kala pangaro kareh terro Derih dhisah lakar oreng biasah Nyampungah estoh kareh aporoh Talebet sakek kareh aserroh Dhikah lek Bhender oreng bedeh Abek posang kotuh nekked dedeh Kareh terro lakar kala pangaro Mancorong terak lampunah Dhikah manis pamisemmah Bulen terak cahayanah Dhikah rattin duh ropanah Lampek dhikah pamesemmah Aghebei ateh taresnah Duh dh ikah lek Sappen malem tettih wirid Sebelum tedung pangarep deteng edelem mempeh, amain e atas angin ngangkik ocen wek duwek en Tobu akellek en Bunga setalebet delem E bebenah bintang se a tabuyen. Malul kertas 15 Februari 2021

KECAMUK BULAN JUNI

 Kecamuk bulan juni Di ruang kepala setiap huruf bergelantungan membangun irama yang  berbeda, dari kaum politisi sampai kaum sastrawi membendung kalimat serupa bunga mawar semerbak aromanya membendung persoalan, kiat wewangian yang paradoks memecahkan ketuban ia melahirkan satu lembar puisi hingga kelak menjadi ayah sekaligus ibu yang menanamkan mimpi saat matahari mulai berlari. Seharusnya kemanakah akar kepala akan menjalar adalah sebab dari permulaan jawaban yang mesti kita rawat sebagaimana janji kita dihadapkan tuhan. Di bulan ini bumi sedang basah dari resah kemanusiaan hilang arah, arah bulan juni yang buncit dan bolong adalah nafas yang sedang dipertaruhkan, apa saja bisa menjadi halal selagi hasrat bisa dipertaruhkan. o.. bulan juni yang memuakkan hujan terus membasahi selangkangan orgasme ketuhanan menyayat iba sesaji puisi tertunduk rapuh dihadapan kasih sayang. 23 juni 2021 Pmk.  Amalul yakin

API KECIL

 Rupanya kita sering berteriak dalam batin kita sendiri, meminta pengertian mengurai satu persatu persoalan.  Sering terjebak dalam sudut pandang diri sendiri membentuk pola ingatan yang keras dan tajam hingga mampu menusuk siapa saja yang terbawa dendam Berdamailah wahai diri sendiri, dengan segenap keterbatasan yang ada, bukalah dada pada pintu kesadaran yang sempurna sebab Seringkali terjebak dalam hal kecil itu sudah biasa sebagai perumpamaan besar yang sedang di sediakan tuhan, bersyukur membawa tafakur buatlah debu jalanan dan teka teki kehidupan sebagai api yang menyalakan pikiran. 23 juni 2021 Amalul yakin

MALAM MINGGU

Malam yang serakah  Bulan pun pasrah Di tepi sawah,rembulan basah Nyanyian pengamen  Membuat asap rokok bergoyang Menghilangkan kegelisahan  Hujan deras membawa waktu Mengetuk pintu dan bersandar dipangkuan ibu, melepaskan mimpi yang tak kunjung mati selalu hadir setiap sepi Berhentilah bergurau ditepi jalan Rembulan jangan sampai sobek Karena terlena dengan kalimat yang tajam dan malam, malam yang menyesatkan adalah tangis yang tak berkesudahan. 19 juni 2021 Muhammad

MYQI #10

  Sampai disini puisi telah pergi Sepanjang dendam yang tak saling mengakui, pada akhirnya kembali menemukan darahku sendiri Darah yang mengalir sebagai jelmaan doa terus mengisyaratkan sebuah cinta yang gamang untuk di lepaskan, rupanya sudah lama berselimpung dalam kalimat yang dilahirkan dari pandangan Ladang-ladang mulai tumbuh setangkai damai beraroma kembang sayang dan rimbun diksi mewakili rumput yang bercerita pada mimpi Sebuah pelukan yang tajam menusuk detak jantung dan ciuman berlari membangunkan birahi tetapi kesadaran membawaku pergi perlahan dari dunia ilusi Biarlah waktu membacakan puisi nya sendiri dengan irama yang sama seperti dulu waktu aku menyatakan rindu habis itu pulanglah disana ada abu. 17 juni 2021 Amalul yakin

MYQI #9

 Siapa sangka hujan turun tepat di dada kita menjadi sungai kecil yang mengalir dengan ikan-ikan harapan, mengikuti arus lubang paling dalam dan panjang; hal itu jalan tuhan bukan?!  17 juni 2021 Malulkertas

MYQI #8

Bulan terbakar sebelah hancur menjadi abu kenangan, waktu membawa hujan menyelipkan sebutir ruh di ladang, tumbuh setangkai mawar yang berduri tajam, memberi isyarat siapapun yang ingin memiliki harus tumpah darah.  Bunga mawar dengan semerbak yang tajam,menusuk perlahan dalam palung membawa makna terselubung, separuh cahaya rembulan telah gugur di padang sabana meramu sebuah ingatan yang datang dan tak kunjung pulang. 14 juni 2021 Malulkertas

MYQI #7

 Kita pernah menyulam cerita diatas lingkaran para intelektual, disana pernah sekali engkau melihat aku menatap mu dalam, aku melihat kalimat yang mengalir di hatimu  menawari seteguk waktu yang melepaskan dahagaku. 14 juni 2021 Malulkertas

MYQI #6

 Selepas aku terhempas Menyuarakan hal ini terlalu berani Seharusnya sudah terlepas seperti mimpi Yang datang lalu pergi Aku merayakan pesta pernikahan ku sendiri dengan sepotong kue manis dan sebatang lilin yang menyala di dada, membakar seberkas kalimat sepi yang gemuruh karena makna telah lahir sebagai diriku sendiri Tetang mu bukan sekedar kerinduan tapi jauh terlampau dari keberadaan yang tertanam sejak fajar menjelang kematian. 14 juni 2021 Malulkertas.

MYQI #5

 Kepada segenap harapan  Ke marilah  disini ada sepotong ilusi Mari kita nikmati di bawah terik matahari Rasanya usia terlampau lelah untuk di diskusikan,itu bukan persoalan karena harapan bisa tumbuh tanpa kehendak perasaan Dibawah terik matahari kita terlampau mendidih mencair segala dendam yang menggumpal menjadi detak waktu lalu terdiam karena rindu. 11 juni 2021 Malulkertas

MYQI #4

 Seberkas kenangan telah pulang Membawa kota mati terhempas angan dan kerinduan yang tajam Dari musim kemarau yang dikuliti  Membawa sukma mu dalam kalimat puisi yang sudah ku tanam abadi  Meski tanpa sapa dari kata atau selembut suara tak henti ku bicarakan dengan diriku sendiri, ku suguhi segelas kopi di pertemuan yang terbilang sakral aku tumbuh bunga mawar. 10 juni 2021 Malulkertas

MYQI #3

 Tiga tahun langit tanpa hujan, entah pada saat apa, tiba doa yang tak di inginkan, sembari menukar gelisah dan rindu yang berkecamuk dendam Rupanya masih sangat kurasa detak jantungku yang melambaikan sapa sekaligus mengetuk jendela dihalaman dada  Sebait puisi tersimpan begitu rapi ia berusia sama saat kita memulai percakapan pertama di alun-alun kota Puisi itu berbicara  Sambil lalu mengembalikan ingatan, dibawah pohon kita bertiga menenggelamkan malam Hingga pagi kepalaku terbelai seperti sepasang kekasih yang lama menuai sayang. 9 juni 2021 Malulkertas

MYQI #2

 Aku tak lagi pergi berlari memecahkan mimpi disiang hari, kusadari jarak itu penuh duri Rembulan tak henti ku rindukan Saat malam usiaku sangat rentan,Tetapi pernah sekali aku perdebatkan tetang usia yang terlampau matang Rupanya percakapan sudah hilang tumbuh berkembang sayang sekaligus doa yang terlambat datang, menghilangkan segala yang beraroma aku dari  setiap sudut pandang. 8 juni 2021 Malulkertas

MYQI 1

 Sejarah yang datang di musim kemarau, sebuah isyarat kembali mengemudi melintasi ingatan dan angan menjulang  Pernah menjadi kalimat paling sempurna yang sering ku baca sebelum malam tiba, dimana mimpi akan pergi membagi kasih pada fajar berusia muda. 7 juni 2021  Malulkertas

BANYUANYAR

Jarum jam bersemayam digaris luhur para kekasih tuhan Doa-doa yang bersemai menyelinap siang dan malam Kiai membacakan ayat-ayat suci  Para santri memasang khusyuk penuh inspirasi Banyuanyar Adalah air yang memancarkan seperti hujan yang dirindukan musim kemarau  Bunga santun yang mengakar di dada kami, menyilaukan makna dari setiap bait puisi sembari mengingat tuhan dalam sepi Kitab suci dan senandung rindu untuk nabi menjadi saksi dari tandusnya cinta yang abadi  Kepadamu Banyuanyar ku Sepasang abadi teluk sendu  Aku titipkan resah seribu ampunan dari setiap ronta kekacauan ku Puisi tak bisa mewakili Apalagi kata atau makna itu sendiri Ia hengkang dari kedalam rasa ku yang teramat inti  Hanya sedangkal upaya yang payah Melubangi langit dengan iba mengharap hujan menetes tepat di dadaku saat aku pulang menemui ibu. 8 April 2021 Malul kertas

CURAH

Singkat saja bulan terbelah dua Pada kangen yang menumpuk di dada Sumur langit deras curahnya gigil gembira di atas tikar tua Berdua kita berbicara melalui gelombang detak jantung yang menganga, berbunga sampai liang paling bermakna. Malul kertas  17 maret 2021

SEMU

Merakit kasih didadamu Aku berlayar senandung semu  Pulang tanpa sedikit temu  Hujan menyisir mimpi  Merangkul derita berapi  Menjadi debu tinggal sepi  Terbatas kaki untuk berlari  berselimpung dingin nya puisi  Kepada angin biarkan aku sendiri.  Malul kertas  6 maret 2021

DERU HUJAN

Kasihmu pulang tanpa waktu Deru hujan dan doa rindu  Terselip dibawah senyum mu yang biru  Semesta melukis senja  Tanda luka mulai tiada  Tersandung kasihmu di dada  Sebuah isyarat yang bermakna  Hakikat sebuah nama telah sempurna  Terukir pada setiap debu yang menempel  Pada setiap jendela di kepala.  Malul kertas  Kamis, 4 maret 2021  Plakpak

PELUKMU

Luka-luka kamar tua pecah cahayanya menyusun Kata-kata yang berlari ke uluh hati Setajam belati mengiris dada dengan tumpukan kaca retaknya mimpi dan jiwa samapi gila  Sumpah serapah pada nasib yang buta pada asalnya menyulam serabut ingatan menjadi segumpal lampu kamar yang mewakili siang dimalam itu   Sampai pada aliran hujan di ubun-ubun ku sendiri menjadi sajak di musim hujan sedingin pelukmu diatas awan paling hitam. 3 Maret 2021 Malul kertas

SETUBUH

Setubuh dari puisi kita adalah dusta  Sebelum segala resah menjadi cinta  Segeralah usai dari sudut kota  Disudut itu tempat pecahan kaca dari jendela tempat senja dan mata penguasa mengintip jerit anak bangsa  Setubuh dari puisi kita hanya bicara  Busa lautan hanya tumpukan yang menakutkan  Selebihnya sisa kelemahan dan kedangkalan. 3 maret 2021 Malul kertas

RADIKALISASI PUISI

Sahut guyur hujan di sarungmu, terlepas segala dendam yang tajam Sekian detik dari waktu yang membuatnya rancu mengembalikan ke dasar sufisme paling syahwat Rupanya kedangkalan waktu telah melahirkan wacana gelisah sekaligus membuat lutut menjadi mampus Di usia mahasiswa radikalisasi halusinasi ke penetrasi paling ambisi Entah tentang puisi atau kantong jajan aspirasi para cukong pemilik kursi Harus segera diselesaikan klimaks puisi ini, jangan sampai subuh meninabobokan hasrat katarsis yang tertanam di tangan-tangan para petani  Kita tau hujan yang menimpa sarung mu adalah benih matahari bagai bintang di musim semi  Berilah ia nafas dari setiap sudut buku yang pernah engkau hafal agar tubuh telanjangnya bergaun bulan purnama. Selasa,2 Maret 2021 Malul kertas

EJAAN

Di altar tua atau di meja-meja mulai ku temukan ejaan diri sendiri dari alif hingga yaa'  Alat elektronik yang memperalat otak-otak manusia menjadi sikap,menjadi sifat hingga menjadi-jadi  Kopiah hitam penutup kepala,baju bagus penutup dada dan tumpukan buku yang bersarang di kepala aku kira segala kedengkian dan bisikan di balik telinga telah tiada nyatanya berakar mencengkram dengan sempurna Di langit dasar simpuh keningku bermunajat agar segala cinta tumbuh di hatiku bergembira bersama roh yang berselimpung di tubuhku. 28 Februari 2021 Malul kertas

KADO ULANG TAHUN

Seriang siang kali ini  Aku bermunajat pada ilahi  Semoga segala cita bertumbuh cinta Serangkai tubuhmu yang menjulang telah sampai pada aroma bunga mawar  Gembiralah wahai engkau kekasihku biar sepi menjadi saksi dihari lahirmu,percayalah aku sudah lama merayakan dengan kegembiraan yang orang lain rebutan menikmatinya  Aku telah lama berdansa denganmu bukan?! Dipersimpangan jalan, di atas awan bahkan saat hujan lebat aku dan engkau mendayung kedasar danau seluas hatimu dan sedalam cintamu  Jangan pernah sedih karena tidak ada  kawanmu yang tau hari lahirmu kekasihku,gembiralah saja denganku yang setiap waktu terus bersamamu menghitung kemiskinan rasa yang setiap saat harus kita pupuk bersama Bukalah kado kecil ini wahai kekasihku aku buat saat senja berwana jingga rupanya engkau sangat bahagia, nikmatilah saat aku tiada maka tentu engkau akan dapatkan sepotong dadaku yang benggebu karena rindu. Malul kertas 18 Februari 2021

SEBELUM SUBUH

 Sebelum tidur ku panjatkan ingatan dan bergegas menyulut hangat dibawah selembar nama, sepasang sepi membawa angin,dingin yang terlampau membekukan keadaan.mari bersulang dalam mimpi dari nyenyak nya kematian sementara disana ada lelah yang bereinkarnasi dengan wujud baru bernama namaku, sebelum subuh berjalan jauh biarkan puisi ini menjadi aliran dahagaku hingga senja tiba agar segala yang tak terucap melewati segala resah dari kata yang tersembunyi dibalik telinga yang menganga. Malul kertas  18 Februari 2021

SEPULANG

Sepulang sepi  Sepulang abadi  Sepasang janji  Mengetuk senja  Mengutuk luka  Menyulam jenaka  Setiba hujan  Sesampai basah  Bumi pasaran  Bunga-bunga merekah  Bunga rampai  Tanda sayang sudah sampai  Berteduh sendu telah usai  Tinggal irama riang kita rangkai. Malul kertas  16 Februari 2021

SEBUAH KURSI

Sebuah kaki yang memanjang Sebuah mata yang hilang Sebuah tangan yang lancang Perut bersudut dan berkulit tebal Telah lama bersahaja di meja tuan dan puan Kiranya semua orang berdasi Bukan kerena uang duduk di kursi Melainkan dari intelektual tinggi Maka bisa dipastikan setidaknya berhati  Negeri yang tidak ke kurangn orang pintar berdalih dengan dealetika yang mengakar, nyatanya rakyatnya masih banyak terlantar Para buruh dan mahasiswa memiliki caranya sendiri untuk mengungkapkan kegelisahannya  Mahasiswa dengan turun jalan  meneriaki orang tuli, bersajak dibawah terik matahari mengharap semua aspirasi terserap dengan pasti, nyatanya hanya ilusi. Para buruh hanya pasrah kisah riwayatnya sederhana yang penting bisa makan dan bahagia itu sudah cukup untuk melepaskan derita Disini puisi berbicara kepada angin bawalah roh-roh mereka satu rumpun dengan kami dibawah pohon pinang, dahannya yang menjulang barangkali mengetuk kasih sayang Tuhan. 14 Februari 2021 Malul kertas

DOA

Kepada yang tuhan yang terhormat,hamba tak terucap engkau tau apa yang sudah ku serap Dinamika percakapan kali ini tulus memujamu sedalam kami adalah kedangkalan yang tak bertepi. Malul kertas Senin 8 Februari 2021

PULANG

 Kepada pulang aku bersaksi Tidak ada rindu kecuali ibu Tidak ada aman kecuali rasa nyaman. Malul kertas  6 Februari 2021

AROMA BULAN JUNI

 Dari pagi hingga senja  Sebuah nama tinggal makna  Sebatang rokok terus menyala  Siapakah gerangan yang datang mengetuk pintu hati ku, tiba dengan gaun bulan februari membawa hujan dan angin menyejukkan sanubari Senja hingga pagi  Menyusun aroma bulan juni dimana bunga mawar dihalaman rumahku tumbuh bertangkai puisi. 3 Februari 2021 Malul kertas

OH KEKASIH

 Didalam ruang ini  Aku dan sepasang huruf  Berbicara dengan segenap cinta  Tumpukan kalimat dari sepasang kepala telah usang mencumbu dengan mesra,lantunan sahaja seorang pria  Mengembalikan kisah majnun dan laila  Seakan putih dan hitam menjadi kekasih yang saling mengukir senja  Oh kekasih  Cinta membawaku tak menemukan kata-kata seperti mutiara yang sama keberadaannya dengan plastik tua yang mengapung di udara. 3 Februari 2021 Malul kertas

EDDHE'

Mati kutu seketika  Saatangka-angka yang sama telah habis sebagai akhir dari dealetika  Mengadu nasib dari angka yang tak sengaja di pungut di altar meja Tertawa, gembira diatas tangis orang sakit menanggung derita Nyanyian sebagai penghibur dari sakit yang teramat nyeri menusuk uluh hati Tetaplah berdiri dengan estetis tukang becak menarik pagi Ohh derita yang teramat puisi Tunggulah sebentar roda-roda tuhan akan segera berputar, santai hidup tak selamanya beku ada kalanya hujan menjadi sungai katanya.... Benar saja takdir tuhan tidak dapat di eksploitasi dengan mimpi manusia yang nihil dan dangkal Eddhe' terjadi enam-enam terpancar angka nol-nol yang jatuh ditangan lawan membuat kegembiraan tak tertahankan Di sanalah setan-setan itu mendekte keangkuhan dan kesombongan di hati kita, kita di ajarkan bagaimana meremehkan, memamerkan ke akuan yang telanjang  Eddhe' sangat erat dengan dunia politik yang tak kenal koalisi dan saling oposisi Pengkhianatan satu sama lain sama taj

NEGRI KU YANG AGUNG

Laut dan gunung mengalir air matamu Sejarah banjir darah melukai ingatan yang abadi Setiap lubang persinggahan selalu ramai dengan pengkhianatan, pembusukan yang terus menerus di poles dengan pengalihan persoalan yang tak kunjung padam Dari sudut kota aku membaca mu Dinding yang menjulang dari keringat buruh kotamu disulam penderitaan meriah mitropolitan  Lampu-lampu kota yang cemerlang adalah paradoks yang menindas  Puluhan ribu jiwa yang hidup dari sampah plastik, menyulam mimpi dibawah kolong jembatan dan nyanyian para pengamen di sepanjang jalan Kemewahan yang dihasilkan dari hutang adalah beban moral dimana kebebasan berselimpung  dibawah kaki tuan dan puan Oh negriku yang agung Tanah subur mu adalah ibu Tempat paling nyaman mengadu nasib dibawah panasnya gerilya  Hingga pada setiap retorika yang pecah sesungguhnya hanyalah sandiwara yang tidak dipahami alurnya atau bahkan memang dibutakan keadaannya  Kepintaran adalah awal dari terbentuknya kebodohan-kebodohan baru yang gagal men